Ini Pemicu Ricuh Sampai Guru di Kampar Banting Nasi Kotak Acara Sosialisasi Bullying
Aksi oknum guru bernama Yon Hendri itu terjadi pada Senin (10/11/2025) bertepatan di hari Peringatan Hari Pahlawan.
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Sesri
Seratusan orangtua bersama anak-anak mereka menggelar aksi di sekolah itu, Rabu (12/11/2025).
Kepala Polsek Tambang, AKP. Aulia Rahman dan Kepala Desa Tarai Bangun, Andra Maistar turun menenangkan aksi unjuk rasa itu. Ia menyatakan aksi berjalan damai tanpa rusuh.
Aksi itu berakhir dengan pertemuan untuk memfasilitasi tuntutan seratusan massa. Massa diberi kesempatan menyampaikan aspirasi mereka.
Pertemuan itu dihadiri perwakilan dari Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kampar. Selain itu ada Kepala Desa Tarai Bangun, Andra Maistar. Ketua Asosiasi Kepala Sekolah Dasar Kecamatan Tambang, Abdul Hamid juga hadir.
Orangtua murid awalnya mengungkap perbuatan tidak terpuji oknum guru bernama Oyon. Mereka juga memprotes guru lain bernama Rezeki yang membantu Oyon.
Tuntut Kepala Sekolah Dicopot
Setelah itu, massa menghujani pertemuan dengan berbagai tuntutan. Di samping tuntutan agar Kepala SDN 021 Tarai Bangun, Aspinawati Harahap dicopot.
Setelah itu, massa menghujani pertemuan dengan berbagai tuntutan. Di samping tuntutan agar Kepala SDN 021 Tarai Bangun, Aspinawati Harahap dicopot.
Pertemuan itu mengungkap bermacam pungutan di sekolah. Antara lain iuran tanah timbun Rp50 ribu per orangtua.
Ada juga iuran penghijauan sekolah Rp35 ribu per anak. Selain itu potongan terhadap penerima Program Indonesia Pintar (PIP) sebesar Rp50 ribu.
Orangtua murid juga mengungkap adanya pungutan membeli buku Tes Kemampuan Akademik (TKA).
Berikutnya pembayaran uang masuk sekolah tidak transparan karena tanpa bukti kuitansi. Nominal uang masuk sekolah antara murid juga berbeda.
Tak hanya itu. Massa bahkan mengungkap praktik nepotisme. Suami dan anak kepsek yang juga guru di sekolah itu kerap absen mengajar.
Keluhan orangtua murid pun sampai ke perilaku guru ke murid yang sering kasar dan arogan. Bahkan terkadang dengan kata-kata kotor.
Massa kemudian mengungkap ijazah murid yang tamat tahun 2025 belum dibagikan. Mereka meminta komite sekolah dirombak.
Kapolsek Aulia mencatat ada sebanyak 14 tuntutan untuk ditindaklanjuti Disdikpora. "Tuntutan wali murid akan ditindaklanjuti oleh dinas pendidikan," katanya.
Disdikpora memenuhi tuntutan orangtua murid untuk menonaktifkan Kepsek Aspinawati. Digantikan sementara oleh Abdul Hamid sebagai Pelaksana Harian (Plh.) Kepsek.
( Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing)
| Polisi dan Kades Tenangkan Aksi Orangtua SD di Kampar, Terungkap Banyak Pungutan dan Nepotisme |
|
|---|
| Buntut Viral Guru Banting Nasi Kotak, Orangtua Murid Geruduk Sekolah di Kampar |
|
|---|
| Viral Guru SD Banting Nasi Kotak, Disdikpora Kampar Minta Penjelasan Kepsek |
|
|---|
| Viral Guru Banting Nasi Kotak di Depan Murid SD Sampai Berserakan di Lantai, Diduga di Kampar |
|
|---|
| Dokter Muda Merambah Bisnis Coffee Shop, Usung Konsep Vintage Modern |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/Aksi-demo-orangtua-dan-murid-SDN-021-Tarai-Bangun-Kabupaten-Kampar.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.