Merajut Pipa Gas, Perkokoh Ketahanan Energi
Menggunakan energi gas juga terbukti lebih murah karena disalurkan langsung lewat pipa. Masyarakat tidak perlu takut akan keamanannya
Penulis: Ariestia | Editor: harismanto
Bahan Bakar Gas (BBG) disebut-sebut lebih ramah lingkungan dibandingkan Bahan Bakar Minyak (BBM). Emisi buangan gas lebih bersih bagi udara. Semua tahu, udara yang kotor berdampak buruk bagi kesehatan.
Demi lingkungan yang lebih bersih, sudah saatnya masyarakat menggunakan energi alternatif selain minyak. Sebab, ambang batas karbondioksida (CO2) di udara terus meningkat. Rata-rata 2 parts per million (PPM) setiap tahunnya dalam 10 tahun terakhir.
Bahkan data World Meteorological Organization (WMO) yang dirilis Senin, 26 Mei 2014, menyebutkan pertama kalinya konsentrasi bulanan rata-rata Co2 di atmosfir di belahan bumi utara mencapai lebih dari 400 ppm selama April 2014.
Ketika digunakan untuk kebutuhan rumah tangga atau industri, CO2 yang dilepaskan gas bumi 25-30 persen lebih sedikit dibanding minyak. Atau, 40-50 persen lebih sedikit dibandingkan batu bara.
Selain itu, gas alam menghasilkan NOx, belerang dioksida atau partikulat yang lebih sedikit. Polutan ini berpotensi membahayakan kesehatan, terutama pada saluran pernafasan yang akhirnya berdampak pada tubuh. Tak hanya itu polutan ini membahayakan lingkungan.
Keunggulan lain, saat dibakar untuk membangkitkan energi listrik, gas alam lebih hemat 60 persen dibanding batu bara per kWh yang dihasilkan.
Gas Aman Digunakan
Indonesia terus menggalakkan penggunaan gas sebagai alternatif minyak bumi. Bahkan pemerintah mengeluarkan beberapa regulasi terkait konversi BBM ke BBG.
Namun sebagian masyarakat masih saja ragu menggunakannya dengan alasan keamanan. Dalam hal ini, edukasi sangat penting dilakukan melalui penyebaran informasi media maupun kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat. Semakin masyarakat merasa yakin, semakin program tersebut lebih diterima.
Kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan energi akan berperan dalam ketahanan energi jangka panjang. Untuk itu, pengenalan pentingnya konservasi dan diversifikasi dapat dikenalkan sejak usia dini lewat media-media yang bersifat memberikan pengetahuan.
Bila masyarakat mengenal gas dan cara pemanfaatannya, kekhawatirannya akan hilang dan tak ragu memilih gas sebagai alternatif bahan bakar minyak. Ketergantungan terhadap minyak menurun, impor minyak pun berkurang dan ketahanan energi lebih terjaga.
Menurut Wendi Purwanto, Manajer Area Pekanbaru dan Dumai PGN Wilayah III menggunakan energi gas juga terbukti lebih murah karena disalurkan langsung lewat pipa. Masyarakat tidak perlu takut akan keamanannya karena bertekanan rendah dan mudah dideteksi bila terjadi kebocoran.
Selain itu, gas tersebut diberi zat odoran sehingga akan berbau bila bocor. Berat jenis yang lebih ringan dibanding udara membuat gas akan langsung menguap naik saat terjadi kebocoran.
Selain untuk industri dan rumah tangga, gas juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan. Ada dua jenis BBG yang dipergunakan. Yaitu, BBG yang dikompresi atau Compressed Natural Gas (CNG), serta bahan bakar gas cair Liquid Petroleum Gas (LPG), yang sering juga disebut dengan Vigas pada stasiun pengisian bahan bakar SPBU.
Kendaraan menggunakan bahan bakar CNG masuk dalam kategori NGV (Natural Gas Vehicle) dan yang menggunakan LPG masuk dalam kategori LGV (Liquid Gas Vehicle).
Gas alam bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Terutama dalam menghasilkan energi. Di antaranya dipakai untuk industri, sumber energi rumah tangga, bahan bakar untuk kendaraan dan sumber pembangkit listrik.
Pemanfaatan Gas Dorong Ketahananan Ekonomi dan Ketahanan Nasional
Ketahanan energi merupakan bagian dari ketahanan nasional. Dari sisi ekonomi, optimalisasi pemanfaatan gas membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Gas dapat digunakan dalam sektor industri skala kecil dan besar. Mulai dari industri kecil menengah hingga perusahaan. Pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) contohnya usaha kuliner, pengerajinan dan lain-lain.
Harga BBG yang lebih murah dibandingkan BBM membuat modal usaha jadi berkurang, tapi tetap dapat memperoleh hasil maksimal. Keuntungan lebih bertambah besar. Hal ini akan memacu geliat pertumbuhan usaha dan mendorong tingkat kemakmuran masyarakat.
Dalam upaya pemerataan kesejahtaraan, penyaluran gas perlu dilakukan hingga ke daerah-daerah pelosok Indonesia. Dengan demikian, gas tak hanya dinikmati masyarakat kota-kota besar, tetapi juga masyarakat pedesaan. Bahkan di daerah terluar Indonesia yang berbatasan dengan tetangga.
Ketahanan energi mempengaruhi ketahan nasional suatu bangsa. Isu keamanan energi termasuk topik terhangat dalam agenda keamanan global dan hubungan internasional. Kondisi masyarakat di daerah terluar Indonesia memiliki pengaruh terhadap ketahanan nasional Indonesia.
PGN bekerjasama dengan SKK Migas dan konsorsium perusahaan pada Senin malam (22/6/2015) meresmikan fasilitas listrik bagi masyarakat di wilayah Pemping, Batam, Kepulauan Riau. Wilayah Pulau Pemping dihuni sekitar 250 keluarga.
"Kami bersyukur akhirnya masyarakat di salah satu pulau terluar di Indonesia, di Pemping, Batam dapat merasakan aliran listrik selama 24 jam penuh. Semoga dengan adanya pasokan energi ini, kegiatan ekonomi di Pemping terus meningkat," jelas Sekretaris Perusahaan PGN, Heri Yusup, Selasa (23/6/2015) dikutip dari laman resmi PGN. (Ariestia/Berbagai Sumber)
