Kampar
Narkoba Masuk ke Sekolah, Ada Pelajar Takut dengan BNN
Narkotika dan obat-obatan (Narkoba) masuk ke sekolah, dan ada pelajar yang takut dengan Badan Narkotika Nasional (BNN)
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Nolpitos Hendri
Narkoba Masuk ke Sekolah, Ada Pelajar Takut dengan BNN
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Fernando Sihombing
TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKINANG - Narkotika dan obat-obatan (Narkoba) masuk ke sekolah, dan ada pelajar yang takut dengan Badan Narkotika Nasional (BNN).
Hal ini diungkapkan Ikatan Kekeluargaan Keluarga Dewan (IKKD) Kampar karena IKKD menjumpai pelajar yang sudah terindikasi mengkonsumsi Narkoba.
Baca: KRONOLOGIS Bocah Diterkam Buaya di Bonai Darusslam, Ibu Korban Sempat Minta Tolong
Baca: 340 Pelamar CPNS 2018 di Pemko Dumai Tidak Ikut SKD Berbasis CAT
Kesimpulan ini didapat IKKD dari kegiatan anti narkoba di 10 SMA dan SMK di Kampar.
Kegiatan bertajuk Deklarasi Pelajar Anti Narkoba ini digelar maraton sejak tanggal 5 Nopember lalu.
Kegiatan ini berakhir di SMA Negeri 2 Siak Hulu pada Rabu (14/11).
Ketua IKKD Kampar, Yusneli melalui Bendahara, Rani Haerani kepada Tribunpekanbaru.com mengaku, IKKD banyak mendapat pengalaman dari kegiatan tersebut.
"Ada anak yang takut dengar BNN. Pas kita beritahu narasumbernya juga ada dari BNN," ungkapnya pada Kamis (15/11/2018).
Baca: Ranperda Usulan Masyarakat Terancam Tak Bisa Diakomodir, Ini Penyebabnya
Baca: UPDATE Robohnya Pagar Tembok SD Negeri 141 Pekanbaru yang Makan Korban Jiwa
Kegiatan IKKD di tiap sekolah, selalu dimulai dengan penyuluhan.
Menghadirkan narasumber dari berbagai lembaga.
Badan Narkotika Nasional (BNN), Pusat Pelayananan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kampar dan lainnya.
Kemudian dilanjutkan penandatanganan sikap bersama.
Puncaknya peserta didik mendeklarasikan pernyataan anti Narkoba dan mendukung pemberantasannya.
IKKD sengaja meminta pihak sekolah menghadirkan siswa utusan tiap kelas yang dinilai terindikasi telah mengkonsumsi Narkoba dalam penyuluhan.
Baca: Video: Live Streaming Vietnam Vs Malaysia Penyisihan Grup A Piala AFF Suzuki Cup 2018
Baca: Pagar Sekolah Roboh Tewaskan Dua Orang, Ini Kata Walikota Pekanbaru
"Mereka nggak mau masuk. Disangka mau tes urin," ujar Rani, istri Ketua Komisi I, Repol ini.
Rani menjelaskan, sekolah yang dikunjungi rata-rata mengeluhkan sikap siswa.
Sikap aneh siswa di sekolah patut dicurigai telah terjerat bahaya Narkoba.
"Tidak menghargai guru, berani melawan. Ya, sikap yang tidak seperti siswa sebagaimana mestinya lah," ujarnya.
Rani menuturkan, sekolah menyadari daya jangkaunya terbatas mengawasi polah peserta didik.
Apalagi setelah siswa pulang sekolah.
Kemudian berbaur dengan lingkungan tempatnya bergaul.
Baca: Jelang Timnas Thailand vs Indonesia di Piala AFF 2018, Peran 2 Pemain Penting Garuda
Baca: SKD Berbasis CAT CPNS 2018 di Pemko Dumai Berakhir, Yani Pasrah dengan Terima Hasil
"Seperti di (Kecamatan) Gunung Sahilan, sekolah khawatir dengan lingkungan. Di daerah itu sudah marak," ujar Rani.
Ia menilai, komunikasi antara sekolah dengan orang tua murid yang rutin dan berkala belum terbangun.
Padahal, guru dan orang tua perlu saling bertukar informasi tentang perilaku anak.
Menurut Rani, pihak sekolah menyambut baik kegiatan IKKD.
Bahkan pihak sekolah meminta agar peserta didik mereka dites urin.
Namun keterbatasan anggaran tampaknya menjadi penghalang permintaan itu bisa terwujud.
Rani mengatakan, IKKD lewat kegiatannya hanya berharap semangat dan sikap anti Narkoba lahir di kalangan pelajar.
Ia meminta, Pemerintah maupun lembaga terkait seperti BNN melakukan kegiatan rutin di sekolah agar penyalahgunaan Narkoba di kalangan dapat ditekan. (*)