Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

JADWAL Misa Rabu Abu Gereja Katolik di Pekanbaru, Begini Makna & Sejarah Perayaan Ash Wednesday

Rabu (6/3/2019) umat Katolik akan merayakan hari Rabu Abu. Di Pekanbaru, jadwal perayaan Hari Rabu Abu adalah sebagai berikut:

istimewa
Hari Rabu Abu 

JADWAL Misa Rabu Abu Gereja Katolik di Pekanbaru, Begini Makna & Sejarah Perayaan Ash Wednesday

TRIBUNPEKANBARU.COM - Rabu (6/3/2019) besok, umat Katolik akan merayakan hari Rabu Abu atau Ash Wednesday.

Di Pekanbaru, jadwal perayaan Hari Rabu Abu adalah sebagai berikut:

1. Gereja Santa Maria a Fatima

Jalan Ahmad Yani

Pukul 06.00 WIB & 19.00 WIB

2. Gereja Santo Paulus

Jalan Soekarno-Hatta

Pukul 18.30

 

Baca: Pemuda Katolik Riau Gelar Dialog Kebangsaan, Hadirkan Franz Magnis Suseno

Baca: Komisi Kerawam Keuskupan Padang Gelar Seminar di Pekanbaru,Ajak Kaum Millenial Katolik Jangan Golput

Melansir katolisitas.org, Rabu Abu adalah hari pertama Masa Prapaska, yang menandai bahwa kita memasuki masa tobat 40 hari sebelum Paska.

Angka “40″ selalu mempunyai makna rohani sebagai lamanya persiapan.

Misalnya, Musa berpuasa 40 hari lamanya sebelum menerima Sepuluh Perintah Allah (lih. Kel 34:28), demikian pula Nabi Elia (lih. 1 raj 19:8).

Tuhan Yesus sendiri juga berpuasa selama 40 hari 40 malam di padang gurun sebelum memulai pewartaan-Nya (lih. Mat 4:2).

Baca: Live Streaming Rising Star Indonesia, Babak Super 13 Live RCTI Malam ini Pukul 21.30 WIB

Baca: Realiasi Investasi Riau Turun 8,5 Persen, 2018 Investor Masih Wait and See di Tahun Politik

1. Mengapa hari Rabu?

hari rabu abu
hari rabu abu ()

Nah, Gereja Katolik menerapkan puasa ini selama 6 hari dalam seminggu (hari Minggu tidak dihitung, karena hari Minggu dianggap sebagai peringatan Kebangkitan Yesus), maka masa Puasa berlangsung selama 6 minggu ditambah 4 hari, sehingga genap 40 hari.

Dengan demikian, hari pertama puasa jatuh pada hari Rabu. (Paskah terjadi hari Minggu, dikurangi 36 hari (6 minggu), lalu dikurangi lagi 4 hari, dihitung mundur, jatuh pada hari Rabu).

Jadi penentuan awal masa Prapaska pada hari Rabu disebabkan karena penghitungan 40 hari sebelum hari Minggu Paska, tanpa menghitung hari Minggu.

Baca: 99 Persen Disebabkan Manusia Hingga Telan Korban Satu Juta Jiwa, Ini Fakta Kebakaran Hutan & Lahan

Baca: Usia Harimau Sumatera yang Serang Warga di Kecamatan Gaung Inhil Riau Diduga di Bawah 2 Tahun

Baca: Harga Asli Samsung S10 Plus Hanya Rp 6 Juta, Kok Bisa?

2. Mengapa Rabu “Abu”?

Abu adalah tanda pertobatan. Kitab Suci mengisahkan abu sebagai tanda pertobatan, misalnya pada pertobatan Niniwe (lih. Yun 3:6).

Di atas semua itu, kita diingatkan bahwa kita ini diciptakan dari debu tanah (Lih. Kej 2:7), dan suatu saat nanti kita akan mati dan kembali menjadi debu.

Oleh karena itu, pada saat menerima abu di gereja, kita mendengar ucapan dari Romo, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil” atau, “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu” (you are dust, and to dust you shall return).”

Dalam ibadat gereja-gereja di seluruh dunia, abu pembakaran daun palem dicampur dengan air atau minyak suci, lalu diberikan dalam bentuk tanda salib di dahi umat.

Abu daun palem yang digunakan pada Rabu Abu berasal dari perayaan Minggu Palem tahun sebelumnya.

Minggu Palem merupakan perayaan kembalinya Yesus ke Jerusalem saat Ia disambut kerumunan orang yang melambaikan daun palem atau palma.

Pemberian tanda salib dengan abu itu disertai kata-kata, "Bertobatlah, dan percaya pada Injil" (Markus 1:15) atau "Ingat bahwa kamu berasal dari debu, dan kamu akan kembali menjadi debu" (Kejadian 3:19).

Baca: FOTO: Umat Hindu di Pekanbaru Lakukan Persiapan dalam Rangkaian Menyambut Nyepi

Baca: Jadwal Liga Champions Juventus vs Atletico Madrid: Allegri Bocorkan Strategi Khusus!

Baca: Sandiaga Uno ke Siak, BPN Klaim Suara Prabowo-Sandi di Riau 60 Persen

Rabu Abu merupakan awal masa Pra-Paskah, periode pertobatan dan refleksi selama 40 hari yang memperingati pencobaan dan pergumulan yang dihadapi Yesus selama periode yang sama di padang pasir.

Praktik menandai dahi dengan simbol tobat, berkabung, dan kematian pada awalnya dijalankan Gereja Katolik Roma.

Namun, Christian Today mencatat bahwa Gereja Metodis, Episkopal, Presbiterian, Lutheran, dan denominasi Protestan lainnya kini juga mempraktikkannya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved