Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

KISAH Pilu Nenek Buta Huruf Diajak Ke Notaris Berakhir Tragis, Rumahnya Dibeli Seharga Rp300 Ribu

Rumah yang ia tempati berpindah tangan dengan harga tak seimbang, dibeli hanya Rp 300 ribu karena buta huruf.

Tribun Jakarta
KISAH Pilu Nenek Buta Huruf Diajak Ke Notaris Berakhir Tragis, Rumahnya Dibeli Seharga Rp300 Ribu 

Ia malah memberi nenek Sadinah beras untuk dimasak.

Menurutnya warga desa sudah sering memberikan perhatian kepada Mbah Sadinah termasuk meminjamkan beras untuk dimasak.

Namun dia mengaku tidak tahu untuk kebutuhan apa sehingga Mbah Sadinah harus menjual Sendok miliknya

"Saya kurang tahu untuk kebutuhan apa Mbah Sadinah menjual Sendok tersebut,” kata Harmoko.

Menurutnya baru kali ini, Mbah Sadinah sampai menjual Sendok demi makan.

Harmoko yang juga penggiat sosial akhirnya berencana menggalang dana melalui komunitas Paguyuban Wong Magetan untuk Mbah Sadinah.

“Rencananya kami mau membantu Mbah Sadinah melalui komunitas,” katanya.

Mbah Sadinah tinggal seorang diri di rumah sederhana berukuran 3 x 6 di Desa Kleco.

Rumah tersebut telah direhab oleh pemerintah desa setempat setahun lalu agar layak ditinggali.

Sebelum direhab, nenek berambut putih tersebut bercerita bahwa dulu atap rumahnya pendek sehingga sangat panas saat siang hari.

“Terima kasih rumah saya sudah dibagusin setahun lalu. Dulunya pendek sekarang agak lega,” katanya.

Namun Mbah Sadinah mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan beras dari pemerintah dan tidak memiliki BPJS.

“Kalau beras saya tidak pernah dapat bantuan, yang muda-muda itu yang dapat. Alhamdulillah selama ini sehat, masih bisa bekerja,” ucapnya.

Untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari, dia mencari sisa panen padi atau kacang di sawah milik warga.(*)

Sumber: TribunnewsWiki
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved