Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Memanas Akibat China, Ratusan Personil Tiga Matra TNI Dikerahkan, Indonesia Siaga Tempur di Natuna

Pengerahan personel ke Natuna merupakan buntut China yang mengklaim perairan Natuna sebagai wilayah dari China.

Puspen TNI via Tribunnews
Memanas Akibat China, Ratusan Personil Tiga Matra TNI Dikerahkan, Indonesia Siaga Tempur di Natuna 

Penerbangan H-6K yang bisa memiliki jelajah terbang hingga 6000 km di atas Laut China Selatan, jelas merupakan ancaman serius bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik yang memiliki konflik (overlapping) perbatasan laut dengan China, seperti Jepang, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baru-baru ini China bahkan melarang kegiatan penangkapan ikan dan penambangan minyak di sepanjang Laut China Selatan, suatu larangan sepihak yang membuat marah negara-negara yang wilayah Zona Ekonomi Eksklusif maritimnya telah diklaim China.

jelajah penerbangan pembom nuklir H-6K China
 
jelajah penerbangan pembom nuklir H-6K China

Militer Amerika (US Navy) yang menggunakan jalur Laut China Selatan untuk sarana transportasi kapal-kapal perang di bawah komando Armada Ketujuh US Pacific Command, bahkan sudah sering berhadapan  dengan kapal-kapal perang China tapi masih berusaha keras menghindari konflik.

Presiden AS Donald Trump sendiri sudah memperingatkan bahwa kehadiran kapal-kapal perang China ditambah penerbangan ‘provokasi’ pembom nuklir H-6K telah membuat AS merasa ‘ditantang’ untuk menurunkan kekuatan militer yang lebih besar di kawasan Laut China Selatan.

Namun China ternyata tidak gentar terhadap gertakan Presiden Trump karena faktanya kekuatan lautnya kini sudah menguasai kontrol di Laut China Selatan.

Para petinggi US Navy di Asia Pasific, seperti Laksamana Philip Davidson yang akan menjabat Panglima Armada Ketujuh US Pasific Command di waktu dekat,  bahkan menyatakan jika saat ini  kekuatan laut China ‘sudah sulit dilawan’ oleh AS.

Hingga perkembangan terkini  kekuatan AL China terdiri dari 2 kapal induk, 57 kapal selam, sekitar 1000 kapal perang beragam jenis, dan 235.000 personel AL. Sedangkan US Navy 'hanya'  memiliki kapal perang  sebanyak 475 unit. 

Suatu kekuatan militer AL yang memang sulit ditandingi oleh AS. Apalagi dilawan oleh negara berkekuatan AL yang masih ‘kecil’ seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, Thailand, Jepang, dan Indonesia.

(*)


Sumber: Tribunnews
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved