Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Wabah Virus Corona

STORY - Pulang Kampung Ke Meranti karena Wabah Corona, TKI dari Malaysia Berharap Kartu Prakerja

"Bahkan apa yang ada sudah dijual seperti emas-emas sudah dijual, ngutang juga di kedai untuk memenuhi kebutuhan," ujarnya.

Penulis: Teddy Tarigan | Editor: Ariestia
TRIBUN PEKANBARU / TEDDY YOHANES TARIGAN
Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSPTK) Kepulauan Meranti diserbu warga hari ini Rabu (8/4/2020) ingin mendapatkan Kartu Pra Kerja 

TRIBUNPEKANBARU.COM, MERANTI - Dampak Covid 19 kini sangat terasa di masyarakat global, termasuk Indonesia.

Dari segi sosial perekonomian, tak sedikit masyarakat yang berhenti bekerja maupun kesulitan dalam mencari nafkah.

Begitu juga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dipulangkan dari Malaysia ke Indonesia kini tengah mengahadapi masa sulit.

Nasib mereka terkatung-katung di Kepulauan Meranti karena tidak punya pekerjaan.

Ribuan TKI tersebut harus pulang ke kampung halaman karena kebijakan lockdown yang diberlakukan negara jiran itu.

Salah satunya adalah Syaiful Adrian Disky (24), warga Ketapang Permai, Pulau Merbau, Kepulauan Meranti yang selama ini bekerja sebagai TKI dan harus pulang ke kampung halamannya.

Saat diwawancara Jumat (10/4/2020) Rizky mengaku dirinya dan keluarganya saat ini dalam keadaan terpuruk ekonomi karena tidak ada lagi pemasukan yang jelas.

"Sampai sekarang belum ada pekerjaan, rata-rata yang pulang dari malaysia itu belum kerja semua," ujar Rizky.

Ia mengatakan sudah bekerja sebagai TKI di Malaysia kurang lebih selama 4 tahun.

Hasil kerjanya dikirim ke kampung buat menghidupi kedua orang tua dan saudara-saudaranya.

"Pemasukan saya selama ini untuk keluarga, untuk biaya hidup dan kredit motor dan lainnya," ujarnya.

Karena sudah tidak bisa bekerja lagi, Rizky mengatakan harus menjual sejumlah barang berharga milik keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Sekarang kadang disuruh angkut kayu, kadang 1 hari ada kerja 5 hari gak ada kerja. Bahkan apa yang ada sudah dijual seperti emas-emas sudah dijual, ngutang juga di kedai untuk memenuhi kebutuhan," ujarnya.

Dirinya juga mengaku saat ini sudah mengajukan diri untuk mendapatkan kartu pra kerja yang saat ini digadang-gadang dapat membantu orang-orang yang PHK maupun TKI yang tidak punya pekerjaan.

"Sudah mendaftar, mudah-mudahan dapat dan bisa membantu keluarga untuk ke depannya," ujarnya.

Sementara itu hingga penutupan pengajuan calon penerima kartu Pra kerja Jumat (10/4/2020) jumlah yang diajukan kepada pemerintah provinsi dari melalui Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSPTK) Kepulauan Meranti mencapai belasan ribu orang.

Jumlah itu disampaikan oleh Kepala Bidang Tenaga Kerja, Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Tenaga Kerja (DPMPTSP-Ker) Kabupaten Kepulauan Meranti, Sarifudim Y Kai saat dikonfirmasi Jumat (10/4/2020).

"Sejak dibuka, hingga hari ini jumlahnya sudah 11.000 lebih, itu melaui desa dan kita," ujar Syariffudin.

Dikatakannya orang-orang yang diajukan itu akan dikirimkan pihak provinsi kepada pusat.

"Pusat memverifikasi, siapa nanti yang lolos itu nanti dihubungi ke nomor telepon masing-masing peserta," ungkapnya.

Dari informasi yang diterima, verifikasi akan mulai dilakukan pada 11 April 2020 dan lansung berjalan.

"Proses prakerja ini agak beda dengan yang lain, peserta akan diwawancara dan diarahkan nanti diwawancarai diberikan arahan," ujarnya.

Para calon juga diarahkan untuk memilih pelatihan sesuai kemampuannya.

Ia menjelaskan jika Kartu ini ditujukan sebagai bentuk bantuan bagi para pencari kerja untuk mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kompetensi.

Langkah itu dilakukan melalui pelatihan vokasi sehingga nantinya mampu bersaing di dunia kerja.

Manfaat yang bisa didapat menurut Y Kai, setiap peserta yang telah diseleksi akan menerima bantuan pembiayaan untuk mengikuti pelatihan, baik pelatihan kemampuan, meningkatkan kemampuan, dan mengganti kemampuan.

"Setiap peserta akan dijanjikan menerima bantuan biaya," ujarnya.

"Metode pelatihan yang bisa diikuti kabarnya pun ada yang offline maupun yang online. Bantuan ini akan diberikan secara non-tunai dan bisa digunakan untuk beberapa pelatihan. Jadi gak terbatas pada satu pelatihan aja," tambahnya.

Di luar itu, usai melakukan pelatihan peserta juga akan menerima insentif yang besaran per bulan belum ia ketahui.

"Dari informasi akan ditransfer empat bulan secara bertahap. Dan ada beberapa insentif lain seperti insentif survei kebekerjaan. Jadi itu yang dikejar pendaftar saat ini," pungkas Y Kai. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved