Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kehidupan PSK-PSK Ini Semakin Getir di Tengah Virus Corona, Beralih Profesi demi Biaya Makan Anak

Berbagai cara dilakukan PSK-PSK ini agar tetap bertahan di tengah pandemi virus corona. Mereka bahkan beralih profesi yang tak pernah dilakukan

Editor: Budi Rahmat
Kompasiana (Shutterstock)
Ilustrasi 

TRIBUNPEKANBARU.COM-Mau tak mau semua orang kini harus memutar otak untuk tetap bisa mempertahankan ekonomi rumah tangganya di tengah pandemi virus corona.

Apalagi sebuah negara mengambil keputusan lockdown atau mengisolasi negaranya untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19.

Nah, dampak tersebut juga dirasakan para pekerja sekas komersial. Mereka juga harus mencari cara agar tetap memiliki pendapatan.

Berbagai cara dilakukan. PSK-PSK ini ada yang masih menjajakan diri, namun juga ada yang beralih profesi.

Mengkhawatirkan, Bisa Terjadi Ledakan Pandemi Virus Corona di Papua, Ini Alasannya

Apa yang Disembunyikan China Hingga Diminta Transparan dari Mana Asal Virus Corona

ANEH, Kulit Pasien Virus Corona di Wuhan China Tiba-tiba Terbakar Menjadi Gelap, Ada Apa?

Ilustrasi PSK
Ilustrasi PSK (Intisari Online)

Ana Maria misalnya, dia melanggar aturan karantina dengan melakukan "kunjungan ke rumah (klien)" sementara Estefania meninggalkan rumah untuk menjual permen dan obat-obatan.

Sebelum terjadi wabah, mereka biasa bekerja di jalan, atau di rumah-rumah bordir di mana negara mereka melegalkan pekerja seks komersial (PSK).

Kini, dengan situasi karantina, tempat-tempat bekerja itu dilarang. PSK di Colombo berjuang untuk menghidupi diri mereka.

Risiko denda dan penjara membayangi mereka setiap melakukan pelanggaran aturan lockdown. Namun, jauh lebih berbahaya jika mereka 'menjual diri' di tengah pandemi. Mereka bisa saja terinfeksi.

Di Colombia, hampir 3.500 orang terinfeksi dan sebanyak 150 orang dinyatakan tewas akibat virus corona.

Kepada media Perancis AFP, Ana Maria menuturkan kisahnya. "Di tengah masa karantina, saya harus pergi untuk bekerja (mendatangi klien)."

Dia menambahkan, "Saya bisa apa lagi? Saya tidak bisa mati kelaparan."

VIDEO Update Virus Corona Hari Ini 21 April: Lebih dari 2,4 Juta Orang Terinfeksi, 645.281 Sembuh

Guru SD Positif Corona, Ternyata Sempat Mengajar dan Kontak dengan Puluhan Siswa, Wabup Cemas

Ana berusia 46 tahun, berasal dari Facatativa, sebuah kota yang jaraknya 40 kilometer dari Ibukota Bogota.

Persediaan gas, buah dan sayur di dapurnya kian menipis. Dia harus bekerja. Ana naik taksi ke rumah kliennya hanya untuk menghasilkan 10 dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 154.000 saja.

"Saya tidak bisa menunggu, bantuan negara belum datang," kata Ana merujuk pada subsidi yang dijanjikan kepada orang-orang yang rentan.

Di Colombia, lockdown telah dimulai sejak 25 Maret lalu. Ana sudah menaati peraturan itu sampai 3 April ketika dia berkunjung ke rumah kliennya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved