SARAN Ilmuwan Belanda Terhadap Hasrat Berhubungan Badan Selama Pandemi Covid-19: Diskusikan!
Semakin banyak orang yang Anda jumpai, semakin besar kemungkinan (penyebaran) virus corona.
Penulis: | Editor: Firmauli Sihaloho
Sebab, sangat janggal di Jepang sepasang kekasih muda-mudi tinggal di rumah yang sama, berbeda dengan yang diceritakan banyak anime.
Namun Hasuda berpendapat, dengan tidak adanya sekolah dan muda-mudi ini berada di rumah sedangkan orangtuanya ke luar secara berkala untuk bekerja pada pagi atau sore hari, di situlah celah yang dimanfaatkan muda-mudi ini.
Mereka menyelinap ke rumah kekasihnya, menuju tempat tidurnya, dan masih punya waktu untuk kembali ke rumah sebelum orangtuanya pulang kerja.
Akan tetapi perlu dicatat bahwa divisi konsultasi kehamilan tidak hanya menangani pertanyaan dari orang yang sedang hamil.
Pertanyaan yang mereka terima dari remaja selama beberapa minggu terakhir termasuk,
"Bisakah hamil jika pertama kali berhubungan seks?" lalu "Pacarku dan aku berhubungan seks, dan sekarang dia merasa mual di pagi hari."
Ada juga pertanyaan dari remaja yang mengatakan, mereka sudah mendapat hasil positif dari tes kehamilan.
Meningkatnya konsultasi kehamilan siswi SMP dan SMA juga bukan berarti semua pelajar Jepang tidak mempraktikkan social distancing.
Pada April, divisi konsultasi kehamilan RS Jikei yang menerima pertanyaan dari semua daerah di Negeri "Sakura", telah menerima 75 panggilan konsultasi.
Angka itu meningkat 29 persen dibandingkan April tahun lalu, dan selama April 2020 dari semua konsultasi kehamilan yang diterima RS Jikei, 13 persen di antaranya adalah dari remaja, naik 2 kali lipat dari biasanya.
Siswi SMP Jepang Dibunuh ISIS
Kejadian memilukan ini terjadi tahun 2015 lalu, saat itu Kepolisian Jepang menahan tiga orang remaja laki-laki yang diduga membunuh seorang siswa SMP berusia 13 tahun di kota Kawasaki, tak jauh dari Tokyo.
Polisi menduga pembunuhan remaja itu kemungkinan besar diinspirasi video pemenggalan ISIS yang banyak tersebar di dunia maya.
Jasad Ryota Uemura ditemukan bantaran Sungai Tama pada 20 Februari lalu.
Hasil otopsi menunjukkan Uemura tewas akibat tusukan benda tajam di lehernya selain luka tusukan lain di wajah dan tangannya.
Seorang remaja berusia 18 tahun dan dua rekannya yang masing-masing berusia 17 tahun ditangkap polisi, Jumat (27/2/2015), setelah diduga menjadi pelaku pembunuhan itu.
Sebuah majalah mingguan Jepang mengabarkan luka di leher Uemura itu disebabkan para tersangka mencoba memenggal kepala remaja malang itu, mirip dengan gaya eksekusi ISIS.
"Sejumlah penyidik menduga para tersangka menonton video eksekusi ISIS di internet dan mencoba menirunya," demikian dikabarkan majalah Shukan Shinco mengutip seorang sumber anonim.
Rekaman CCTV yang diperoleh polisi yang merekam hari terakhir Uemura memperlihatkan sejumlah remaja berjalan menuju ke arah sungai.
Polisi meyakini salah satu dari remaja itu adalah Uemura.
Sementara itu NHK melaporkan Uemura kerap terlihat bersama sekelompok anak laki-laki.
Berdasarkan informasi sejumlah orang yang mengenal Uemura diketahui bocah itu dipukuli anak-anak anggota kelompok itu bulan lalu.
Seorang teman Uemura mengatakan, bocah itu menjadi korban kekerasan setelah mengungkapkan keinginannya untuk melepaskan diri dari kelompok anak-anak tersebut.
Belum lama ini Uemura menuliskan pesan melalui aplikasi Line tentang kekhawatirannya bahwa dirinya akan dibunuh.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siswa SMP di Jepang Jadi Korban Pembunuhan ala ISIS"
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Konsultasi Kehamilan Pelajar SMP-SMA Jepang Meningkat Selama Wabah Corona"
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/berhubungan-badan-malam-ramadhan-namun-kesiangan-ini-hukum-dan-penjelasan-sesuai-hadits-dan-sunnah.jpg)