China Bakal Ketar-ketir, 100 Negara Dukung Draft Resolusi Penyelidikan Terkait Pandemi Covid-19
China telah sangat menentang permintaan Australia bulan lalu untuk dilakukannya penyelidikan internasional terkait pandemi.
Sebabnya adalah "pelanggaran teknis minor", berkaitan dengan persyaratan sertifikat pelabelan dari otoritas kesehatan China.
"Kami mengkhawatirkan jika penangguhan ini terjadi karena isu teknis cukup besar, yang dalam beberapa kasus terjadi selama setahun," ucapnya.
Birmingham mengatakan, dia akan segera berkoordinasi dengan pelaku industri dua negara dan mencari solusi agar kegiatan perdagangan bisa berjalan normal.
Empat perusahaan jagal hewan itu menyumbang 35 persen ekspor daging Australia ke Negeri "Panda", dilaporkan AFP Selasa (12/5/2020).
Berdasarkan laporan ABC, perdagangan untuk produk hewani itu bernilai sekitar 1,1 miliar dollar AS, atau sekitar Rp 16,3 triliun.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menyatakan bahwa penangguhan itu terjadi karena adanya pelanggaran dan persyaratan inspeksi dan karantina.
Namun, Zhao kemudian mengecam permintaan Canberra agar asal usul virus corona diselidiki, menyebutnya "ucapan dan perbuatan yang salah".
Zhao kemudian memperingatkan pemerintahan Perdana Menteri Scott Morrison berhati-hati tak menggunakan wabah ini untuk kepentingan politik.
Dia kemudian berkilah dan membantah ketika awak media menanyakan apakah pembekuan impor daging dengan permintaan investigasi itu ada hubungannya.
Beijing juga disebut mempertimbangkan untuk menerapkan tarif baru atas perdagngan jelai, demikian pemberitaan Australian Financial Review.
Mengutip dokumen rahasia, Canberra dituding membuang gandum ke China, dengan menjualnya lebih murah dari harga produksi, di mana Beijing mempertimbangkan perubahan 73,6 persen.
Tensi kedua negara muncul setelah Negeri "Kanguru" mendesak agar dilakukan penyelidikan secara independen mengenai asal usul Covid-19.
Seruan itu kemudian ditanggapi oleh Duta Besar China, Cheng Jongye, dengan melontarkan ancaman saat diwawancarai Australian Financial Review.
"Publik China begitu terpukul, tersinggung, dan kecewa dengan apa yang saat ini diperbuat oleh Australia," kecam Cheng.
Dia mengancam, negaranya akan melakukan boikot tak hanya terhadap perdagangan, tapi juga sektor pariwisata yang jadi salah satu andalan Australia.
"Terserah rakyat kami. Bisa saja mereka berpikir 'untuk apa kami meminum wine Australia? Makan daging Australia'," ancam Cheng.
Zhao kemudian membela ucapan duta besarnya itu.
"Apa yang salah dari komentarnya?"
(*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 100 Negara Lebih Dukung Resolusi WHO Lakukan Evaluasi Independen Asal Covid-19.