Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Penerapan New Normal Bisa Jadi Mesin Pembunuh, Ini Kata Pengamat, Apakah Sejenis Herd Immunity?

new normal dari pemerintah bisa menjadi dua kemungkinan hasilnya bagi kita, bisa jadi lebih baik bila kita disiplin, namun bisa jadi mesin pembunuh

Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Nasuha Nasution
Penerapan New Normal Bisa Jadi Mesin Pembunuh, Ini Kata Pengamat, Apakah Sejenis Herd Immunity? Foto: Dosen Universitas Muhammadiyah Riau Dr Elviandri SHI MHum. 

Boleh kita beraktivitas namun protokol kesehatan dijaga, kalau itu melanggar itu berarti kita tidak ingin pulih dari kondisi ini.

Perlu diingat juga, penerapan new normal dari pemerintah bisa menjadi dua kemungkinan hasilnya bagi kita, bisa jadi lebih baik bila kita disiplin, namun bisa jadi mesin pembunuh masyarakat kalau salah dalam menerapkan.

New Normal atau Herd Immunity?

Sejak munculnya wabah Covid-19 di Indonesia dan puncaknya saat kasus Covid-19 di Indonesia mencapai rekor Asia Tenggara, Herd Immunity menjadi pembicaraan banyak pihak.

Selain itu, Herd Immunity juga banyak dibicarakan di media sosial oleh masyarakat bawah hingga masyarakat kelas atas, bahkan politikus.

Pesan singkat beserta penjelasan mengenai Herd Immunity bersiliweran di whatsapp, status FB dan twitter.

Bagaimana dengan Pemerintah Indonesia, akan menerapkan Herd Immunity?

Dilansir dari Tribunwow.com, Herd Immunity disebut-sebut menjadi satu solusi untuk menghentikan penyebaran wabah.

Meski begitu, Herd Immunity disebut sebagai cara yang tidak manusiawi.

Berikut adalah penjelasan mengenai Herd Immunity dan dampaknya bagi masyarakat.

Penyakit yang disebabkan oleh virus bisa hilang saat lebih banyak masyarakat yang kebal dan individu beresiko terlindungi oleh masyarakat yang kebal, sehingga virus akan sulit untuk mendapatkan inang untuk hidup dan berkembang biak, situasi ini disebut Herd Immunity.

Kondisi ini menimbulkan dampak tidak langsung (indirect effect), yaitu membuat masyarakat lain turut terlindungi.

Jadi, apabila kelompok yang rentan seperti bayi dan balita terlindungi melalui imunisasi atau vaksin, maka penularan penyakit di masyarakat pun akan terkendali, tapi untuk virus corona vaksinnya belum ada.

Kelompok usia yang lebih dewasa pun ikut terlindungi karena transmisi penyakit menjadi rendah.

Kondisi tersebut hanya akan berhasil jika cakupan imunisasi dapat terlaksana secara merata di kalangan masyarakat, taoi sekali lagi vaksin untuk virus corona belum ada.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved