Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Penerapan New Normal Bisa Jadi Mesin Pembunuh, Ini Kata Pengamat, Apakah Sejenis Herd Immunity?

new normal dari pemerintah bisa menjadi dua kemungkinan hasilnya bagi kita, bisa jadi lebih baik bila kita disiplin, namun bisa jadi mesin pembunuh

Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Nasuha Nasution
Penerapan New Normal Bisa Jadi Mesin Pembunuh, Ini Kata Pengamat, Apakah Sejenis Herd Immunity? Foto: Dosen Universitas Muhammadiyah Riau Dr Elviandri SHI MHum. 

Sementara itu, dikutip dari nationalgeographic.com, strategi Herd Immunity ini sempat menjadi rencana medis untuk menekan korban Virus Corona.

Herd Immunity ini dianggap dapat membantu mengurangi menambah kekebalan imunitas pada populasi masyarakat.

Herd Immunity diharapkan membuat efek dari penyakit menular akibat virus dapat berkurang, seperti pada kasus penyakit campak.

Dikutip dari gavi.org, penyakit tersebut menginfeksi 18 orang dan 95% orang lainnya kebal terhadap penyakit ini karena memiliki Herd Immunity.

Penelitian sejauh ini menunjukkan bahwa coronavirus memiliki tingkat infeksi yang lebih rendah daripada campak.

Begitu juga dengan virus Covid-19 ini, rata-rata setiap orang terinfeksi menularkan kepada dua atau tiga orang baru, dan akan menghasilkan Herd Immunity sebesar 60% kepada populasi dan akan menjadikan masyarakat kebal terhadap Covid-19.

Untuk mencapai kekebalan kelompok, mayoritas populasi harus sembuh dari infeksi patogen agar sel memori imun merekam ciri-ciri patogen penyebab penyakit.

Caranya bisa ditempuh dengan vaksinasi atau membiarkan tubuh mendapat paparan penyakit secara alami, namun untuk virus corona belum ada vaksinnya.

Ketika pandemik flu 1918 atau familiar disebut flu spanyol, dunia pernah dengan terpaksa menjalani langkah alami membentuk herd immunity.

Penyakit ini dipicu oleh infeksi virus influenza, terjadi dari Maret 1918 hingga Juni 1920.

Sekitar 500 juta orang atau sepertiga populasi dunia terinfeksi virus ini.

CDC memperkirakan jumlah kematian mencapai 50 juta di seluruh dunia.

“Tak ada vaksin, upaya pengendalian terbatas pada isolasi, karantina, menjaga kebersihan, memakai disinfektan, dan pembatasan. Itu pun tidak merata,” tulis CDC.

Kekebalan kelompok dari infeksi alami berisiko menimbulkan sakit parah bahkan kematian.

American Heart Association bahkan mengatakan pemulihan infeksinya memakan waktu lama hingga hitungan bulan bahkan tahunan.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved