Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pria Ini Sebut Ibu dan Bayi Tewas Mengenaskan, Bayi Ditembak, Ibunya yang Syok juga Dibunuh

Pria ini mengaku, ibu dan bayi meninggal dengan kondisi yang mengerikan. Bayinya lebih dulu ditembak baru kemudian ibunya yang syok

Editor: Budi Rahmat

TRIBUNPEKANBARU.COM- Apakah memang sekejam ini perilaku NAZI. Sampai bayi sengaja dilempar kemudian ditembak.

Tidak hanya itu saja, ibunya yang syok mendapati anaknya yang dibunuh secara keji itu juga ditembak mati.

Aksi kejam itu direkam ingatan seroang pria yang mengaku merupakan seorang narapidana Nazi Jerman.

Ia selamat dari peristiwa Holocaust. Namanya Murray Scheinberg. Ia menceritakan apa yang disaksikannya selama 6 tahun berada di penjara 'neraka' Nazi dalam buku berjudul First One In, Last One Out.

Siapa Takut ke Wuhan, Negara Lain Masih Sibuk dengan Virus Corona, Wisatawan Justru Ramai ke Wuhan

Misteri Dua Boneka dari Potongan Pakaian Wanita, Ditemukan di Dalam Pondok, Untuk Apa?

AKHIR Kisah di Film Mariposa, Download dan Nonton Online Film Mariposa

Ilustrasi
Ilustrasi (firearmsid.com)

Salah satu peristiwa mengerikan yang tidak pernah dia lupa adalah ketika seorang petugas Nazi membunuh bayi usia 6 bulan yang direnggut dari ibunya.

Petugas itu melempar bayi tak berdosa ke udara setelah mencibir, "Jika kamu tidak bisa berjalan, kamu maka kamu akan terbang." 

Dia kemudian mengarahkan senjata, menarik pelatuk dan menembak bayi itu. Ketika ibu dari bayi itu pingsan karena syok melihat peristiwa yang tidak manusiawi tersebut, sang ibu juga ditembak mati di kepala.

Peristiwa itu, terjadi pada 1944 di kamp kematian Auschwitz. Dan itu terus menghantui Murray sampai dia meninggal pada 1996 silam.

Keponakan perempuan Murray, Marilyn Shimon yang menuliskan cerita dari sang paman dalam buku tersebut mengungkapkan keberanian sang paman yang berjuang melampaui lebih dari setengah dekade kelaparan dan penyiksaan setelah ditangkap pasukan pemimpin Nazi, Adolf Hitler.

Neraka NAZI

Murray Scheinberg adalah seorang pengusaha asal Polandia. Dia terpaksa bertahan selama hampir 6 tahun di Auschwitz, lubang neraka Nazi lainnya.

Pada 1940, dia menjadi salah satu dari 8 orang Yahudi pertama yang dikurung di Auschwitz. Belakangan, dia diketahui menjadi salah satu yang terakhir melarikan diri dari kamp konsentrasi di Dachau, dengan bantuan seorang perwira Jerman.

Selama masa penahanannya, dia dipaksa untuk menyaksikan penembakan 'Tembok Maut' secara rutin dan mengikuti permainan Nazi yang tidak waras, seperti "berjalan" dengan tulang punggung menjadi alas sementara kedua kaki diangkat ke udara.

Marilyn, keponakan Murray mengatakan sebagaimana dikutip The Sun, "Cerita paman saya ini unik, dia menjadi orang pertama yang masuk kamp konsentrasi sekaligus menjadi yang terakhir keluar (melarikan diri)."

Marilyn sendiri adalah mantan guru dan kini tinggal di New York, Amerika Serikat (AS).

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved