Lagi-lagi Amerika Serikat 'Ganggu' China, Kali Ini Dukung Jepang soal Sengketa Peraian dengan China
AS masih saja mamantik perselisihan dengan China. Kini mereka ber dukungan Jepang soal sengketa perairan dengan China. Sampai tawarkan ini
TRIBUNPEKANBARU.COM- Amerika Serikat lagi-lagi nimbrung masalah sengketa antara negara yang melibatkan China.
Kali ini AS memberikan dukungan penuhnya pada Jepang yang tengah melakukan protes terhadap China terkait dengan keberadaan kapal-kapal China yang berlayar di perairan ekonomi dekat dengan pulau-pulau Laut China Timur yang disengketakan.
Bahkan negara Donald Trump tersebut sangat percaya dengan Jepang atas protes yang dilakukan tersebut.
Tentu saja dukungan AS pada Jepang ini terus memantik ketegangan dengan China yang belakangan terus memanas
• Mendikbud Bebaskan Pemakaian Dana BOS untuk Kuota Internet Tenaga dan Peserta Didik, Tapi . . .
• Kakak Beradik Predator, Redupaksa Gadis 13 Tahun di Kamar, Awalnya Dicekoki 15 Sachet Obat Batuk
• Panduan Lengkap Penyembelihan Hewan Kurban Idul Adha 1441 H, Doa, Waktu hingga Teknik Menyembelih
Dukungan tersebut disampaikan oleh Komandan pasukan Amerika Serikat ( AS).
Ia mengatakan pada Rabu (29/7/2020), bahwa AS mendukung protes Jepang terhadap kapal-kapal China yang berlayar di perairan ekonomi dekat dengan pulau-pulau Laut China Timur yang disengketakan.
"AS 100 persen sepenuhnya berkomitmen mendukung pemerintah Jepang dalam masalah Senkaku," ujar Letnan Jenderal, Kevin Schneider yang berbicara mengenai kelompok pulau yang dikendalikan Jepang, seperti yang dilansir dari Associated Press pada Rabu (29/7/2020).
Kemudian, Schneider meyakini bahwa Jepang tidak melakukan pelanggaran dalam masalah Senkaku dan AS akan percaya sepenuhnya.
Sementara, China juga mengklaim kepulauan Senkaku yang disebut China dengan nama kepulaun Diaoyu, sebagai wilayahnya.
Jepang telah lama memprotes kehadiran kapal penjaga pantai China yang berulang kali muncul di perairan itu. Schneider juga mencatat penyusupan seperti itu telah meningkat baru-baru ini.
Dia menyebut China "Tantangan nomor 1" dalam keamanan regional, meskipun Korea Utara lebih menjadi "ancaman langsung," mengingat pengembangan senjata yang ada di sana.
Schneider mengatakan AS menawarkan pengawasan informasi dan dukungan lainnya, sejenis "kemampuan pengintaian", yang mengacu pada pemantauan keberadaan musuh potensial.
Alat pengintai tersebut ditawarkan untuk membantu Jepang "menilai situasi dan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam air dan di sekitar Senkaku."
China tidak peduli dengan anggapan Jepang.
Juru bicara kementerian luar negeri China, Wang Wenbin, menegaskan kembali klaim China atas kepulauan itu, yang mengatakan bahwa tindakan China adalah "hak yang melekat pada negara itu untuk melakukan kegiatan patroli dan penegakan hukum" di daerah tersebut.
