Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Padahal Sudah Seratusan jadi Korban, Armenia-Azerbaijan Hanya Pedulikan Perebutan Wilayah Kekuasaan

Tak ada yang mau mengalah. Keduanya sama-sama mengklaim wilayah, perang Armenia-AZerbaijan telah mengakibatkan seratusan korban tewas

Editor: Budi Rahmat
Gambar oleh Defence-Imagery dari Pixabay
ilustrasi perang 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Perebutan wilayah oleh Armenia dan Azerbaijan telah mengakibatkan seratusan orang meninggal dunia.

Kedua negara itu terlibat perang di wilayah separatis Nagorno-Karabakh.

Tak ada yang mau mengalah dan kedua negara ini terus saling klaim.

Perang di Eropa Pecah, Azerbaijan dan Armenia Perang Terbuka, Puluhan Korban Jiwa Berjatuhan

PERANG Azerbaijan - Armenia, Satu Desa jadi Sasaran Bom, 23 Orang Dilaporkan Tewas

ilustrasi perang
ilustrasi perang (Gambar oleh WikiImages dari Pixabay)

Hingga perang tak terelakkan. Kemudian masing-masing negara ini melakukan serangan yang mematikan yang berimbas korban.

Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengklaim pasukan Armenia mulai menembaki kota Tartar pada Senin (28/9/2020)pagi.

Sebaliknya para pejabat Armenia mengatakan pertempuran berlanjut sepanjang malam dan Baku melanjutkan aksi ofensif di pagi hari.

Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan kepada kantor berita Interfax, Senin (28/9/2020) bahwa lebih dari 550 tentara Armenia telah dihancurkan, termasuk mereka yang terluka.

Sebuah klaim yang dibantah oleh pejabat Armenia.

Menurut pejabat Nagorno-Karabakh, 59 prajurit di pihak mereka telah terbunuh sejauh ini, lansir AP, Senin (28/9/2020).

Pada Minggu (27/92020), Kementerian Pertahanan wilayah itu juga melaporkan dua kematian warga sipil, seorang wanita dan cucunya.

Sekitar 200 orang terluka dalam pertempuran itu, Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan otoritas Azerbaijan mengatakan 26 warga sipil terluka di pihak mereka.

Perang China Amerika Diprediksi, Tapi Dua Negara Ini Sudah Pecah Duluan, Mencekam 16 Tentara Tewas

Diserbi Armenia, Azerbaijan yang Didukung Turki Nyatakan Siap Berperang

Pertempuran sengit meletus pada Minggu (27/9/2020) pagi di wilayah yang terletak di Azerbaijan.

Tetapi telah di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh Armenia sejak 1994 pada akhir perang separatis.

Sebagian besar pegunungan Nagorno-Karabakh - wilayah sekitar 4.400 kilometer persegi atau seukuran negara bagian Delaware AS, terletak 50 kilometer dari perbatasan Armenia.

Tentara lokal yang didukung oleh Armenia juga menduduki beberapa wilayah Azerbaijan di luar wilayah tersebut.

Uni Eropa mendesak kedua belah pihak untuk menghentikan pertempuran dan kembali ke meja perundingan, menyusul seruan serupa oleh Iran, Rusia, Prancis dan Amerika Serikat.

"Kami berharap dan kami mendesak semua orang untuk melakukan segala yang mereka bisa untuk mencegah pecahnya perang habis-habisan, karena ini adalah hal terakhir yang dibutuhkan kawasan," kata juru bicara Komisi Eropa Peter Stano kepada wartawan di Brussel, Senin (28/9/2020).

Tidak ada solusi militer untuk konflik ini.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov Senin (28/9/2020). mengatakan situasi di Nagorno-Karabakh menimbulkan kekhawatiran bagi Moskow dan negara lain."

“Kami percaya bahwa permusuhan harus segera diakhiri,” kata Peskov kepada wartawan.

Dia menambahkan proses penyelesaian konflik antara kedua negara harus bergeser ke dimensi politik-diplomatik.

Amerika Makin Panas? China Kirim Tentara Ikuti Latihan Perang Besar-besar di Rusia, Indonesia Amati

China Berteriak Siap Perang, Amerika Kerahkan 11.000 Tentara, Kapal dan 100 Pesawat di Pulau Guam

ilustrasi
ilustrasi (Tribun Bali/Tribun Manado)

Kementerian Luar Negeri Armenia pada Senin Senin (28/9/2020).menuduh Turki, yang berpihak pada Azerbaijan dalam konflik mendukung agresi.

Kementerian itu mengatakan, pakar militer Turki bertempur berdampingan dengan Azerbaijan, yang menggunakan senjata Turki, termasuk UAV dan pesawat tempur.

"Situasi di lapangan dengan jelas menunjukkan bahwa orang-orang di Nagorno-Karabakh berperang melawan aliansi Turki-Azerbaijan aliansi," bunyi pernyataan itu.

Baik Armenia dan Turki pada Senin Senin (28/9/2020). saling menuduh merekrut tentara bayaran asing.

Omer Celik, juru bicara partai yang berkuasa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, membantah laporan Turki telah mengirim senjata atau pejuang asing ke Azerbaijan.

"Armenia terganggu oleh solidaritas Turki dengan Azerbaijan dan menghasilkan kebohongan terhadap Turki," cuit Celik.

Erdogan menegaskan kembali dukungan Turki kepada Azerbaijan dan mengatakan penarikan segera Armenia dari wilayah tersebut adalah satu-satunya cara untuk memastikan perdamaian dan ketenangan di sana.

"Semua pemaksaan dan ancaman lainnya tidak hanya tidak adil dan melanggar hukum, tetapi akan terus memanjakan Armenia," katanya.

Dihadapan PBB, Presiden China Xi Jinping Jelaskan Soal Perang & Wabah Covid-19 yang Muncul di Wuhan

Dikabarkan Bakal Perang di Awal November, ini Kekuatan Militer China dan Taiwan

Erdogan mengkritik Prancis, AS dan Rusia yang disebut kelompok Minsk yang didirikan pada tahun 1992 untuk menyelesaikan konflik Nagorno-Karabakh.

Turki mengatakan mereka telah gagal menyelesaikan masalah tersebut selama 30 tahun.

“Mereka telah melakukan yang terbaik untuk tidak menyelesaikan masalah ini," kata Erdoga.

"Sekarang mereka datang dan menasihati dan mengeluarkan ancaman," tambahnya.

"Mereka mengatakan apakah Turki di sini, apakah militer Turki di sini?' tanya Erdogan.

“Tanah siapa yang diduduki? Tanah Azerbaijan ... Tidak ada yang meminta Armenia untuk bertanggung jawab," ujarnya.

"Azerbaijan telah dipaksa untuk menangani masalah ini sendiri, " kata pemimpin Turki itu.(*)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Militer Armenia dan Azerbaijan Saling Klaim dan Menyalahkan, Seratusan Orang Tewas

Perang Armenia vs Azerbaijan Hari Kedua, 21 Tentara dan Warga Sipil Dilaporkan Tewas

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved