Shalawat Berhayut Tradisi di Bengkalis Hampir Terlupakan, Bershalawat Keliling Laut di Atas Kapal
Kegiatannya berupa bershalawat kepada Nabi dengan menggunakan sampan dengan menghanyut diri bersama-sama di perairan menggunakan kapal atau sampan
Penulis: Muhammad Natsir | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, BENGKALIS - Banyak tradisi warisan turun temurun hampir terlupakan di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
Di antaranya, kegiatan mohon keselamatan yang terkenal dengan nama Belo Kampung atau memelihara kampung.
Biasanya kegiatan Belo Kampung diisi dengan mendoa bersama, dan kenduri sesuai ajaran agama.
Siapa sangka ada tradisi sendiri yang selama ini dilakukan secara turun temurun di wilayah pesisir Riau ini dalam ritual belo kampung.
Baca juga: Listrik Tegangan Tinggi untuk Basmi Tikus Malah Hilangkan 24 Nyawa, Kenapa Masih Digunakan Warga?
Baca juga: Pede Tingkat Tinggi Anwar Ibrahim Sebut Raja Malaysia Pelajari Dokumen Pembentukan Pemerintahan Baru
Baca juga: Ronaldo Positif Covid-19 Usai Berlaga Lawan Prancis di UEFA Nations League, Apa Kata Kekasih Seksi?
Ritual ini memang sudah sudah jarang terdegar, namun dua tahun terakhir kembali dilakukan.
Belo kampung satu ini bernama Shalawat Berhayut.
Kegiatannya berupa bershalawat kepada Nabi dengan menggunakan sampan dengan menghanyut diri bersama-sama di perairan menggunakan kapal atau sampan.
Tradisi inilah yang baru- baru ini dihidupkan kelompok Sholawat Laut Indonesia yang ada di Bengkalis.
Pada akhir pekan lalu, tepatnya Jumat kemarin, kelompok Sholawat Laut ini sukses menyelenggarakan kegiatan shalawat berhayut mengelilingi Pulau Bengkalis.
Dalam kegiatan ini diikuti sebanyak 200 orang dengan delapan kapal.
Shalawat Nabi dilafazkan di perairan dengan diiringi kompang mengelilingi Pulau Bengkalis.
Sholawat di lafazkan tanpa putus mengelilingi Bengkalis selama 24 jam.
Mereka memulai kegiatan shalawat berhayut ini dari Pelabuhan Bandar Laksamana Bengkalis setelah usai melaksanakan Solat Isya berjamaah di pelabuhan.
Kemudian, seluruh berserta turun ke kapal atau pompong yang sudah disiapkan dan memulai mengelilingi pulau dengan bershalawat di atas kapal.
Dari delapan kapal yang ikut, sholawat dilakukan secara estapet dari kapal ke kapal.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/shalawat-berhayut.jpg)