Secret Service Atau Paspampres AS Mulai Kawal Joe Biden dan Kerabatnya, Personilnya Terus Ditambah
Di ambang kemenangannya itu, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Amerika Serikat atau Secret Service pun langsung mengawal ketat Joe Biden.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Capres Joe Biden yang berbalik unggul saat penghitungan suara di Pennsylvania dan Geogia hampir dipastikan selangkah lagi menjadi Presiden ke 46 dalam sejarah Amerika Serikat.
Kemenangan di dua negara bagian itu membuat Joe Biden hampir dipastikan jadi Presiden Amerika Serikat menggantikan Trump.
Di ambang kemenangannya itu, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Amerika Serikat atau Secret Service pun langsung mengawal ketat Joe Biden.
Menurut laporan Washington Post, Jumat (6/11//2020), Paspampres mengirim regu tambahan ke markas besar kampanye Biden di Wilmington, Delaware.
Capres berusia 77 tahun dari Partai Demokrat itu juga diperkirakan akan mengumumkan kemenangannya Jumat siang waktu setempat, karena terus memperlebar selisih suara dengan Donald Trump di pemilu AS.
Secret Service yang merupakan badan di bawah naungan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, bertanggung jawab untuk melindungi Gedung Putih dan pejabat senior pemerintah, pejabat tinggi yang berkunjung, dan lain-lainnya.
Mereka sebelumnya sudah mengerahkan beberapa personel untuk melindung Biden sekitar awal Juli, setelah dia menang dalam pemilihan pendahuluan (primary) Partai Demokrat.
Sebagai mantan wakil presiden Biden sebenarnya bisa meminta perlindungan Paspampres sebelum itu, tapi kabarnya dia tidak melakukannya.
Kemudian jika Biden menjadi presiden setelah menang pemilu Amerika, perlindungan Secret Service akan ditingkatkan ke level tertinggi.
Apa yang akan dilakukan pertama kali?
Lalu, jika dipastikan memenangkan Pilpres AS, apa yang akan dilakukan Biden?
Lewat akun Twitter miliknya, Twitter/@JoeBiden, Kamis (5/11/2020), langkah pertama yang akan dilakukannya adalah kembali masuk ke Paris Climate Agreement.
Paris Climate Agreement sendiri merupakan sebuah persetujuan yang diikuti oleh beberapa negara dalam rangka mengawal isu perubahan iklim, terutama emisi karbon dioksida.
Dikutip dari bbc.com, Kamis (5/11/2020), seperti yang diketahui, Trump pada tahun 2017 lalu telah menyatakan keluar dari Paris Climate Agreement.
Keberadaan Amerika sendiri dinilai krusial dalam Paris Climate Agreement, sebagai satu di antara beberapa negara superpower terkait komitmennya menghadapi isu global seperti perubahan iklim.
Di sini Biden menyatakan akan memastikan bahwa Amerika kembali masuk menjadi anggota Paris Climate Agreement jika dirinya nanti terpilih sebagai presiden.
"Hari ini, pemerintahan Trump secara resmi keluar dari Paris Climate Agreement, Tepatnya setelah 77 hari nanti, pemerintahan Biden akan masuk kembali ke Paris Climate Agreement," tulis Biden.
