Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kisah 2 Polisi Berpangkat Brigadir, Bangun Sekolah Pakai Uang Pribadi, Anak Yatim dan Dhuafa Gratis

Ia membangun sekolah tersebut dengan biaya pribadi. Menariknya, ia menggratiskan biaya sekolah bagi anak yatim dan kurang mampu.

Editor: CandraDani
Istimewa/Tribun Jabar
Briptu Akka Mahpudin, anggota Sie Propam Polres Sukabumi berfoto bersama siswa-siswi SMK Bhayangkara. Ia mendirikan SMK tersebut dan menggratiskannya bagi siswa tak mampu. 

Di sekolahnya, Akka membuat dua program atau jurusan unggulan, yakni Agribisnis Pengolahan Hasil (APH) Perikanan dan APH Pertanian. 

"Karena kultur masyarakat setempat yang memang berlatar belakang sebagai petani dan nelayan, untuk itu ada dua yang kami unggulkan yaitu APH Perikanan dan APH Pertanian," ucapnya.

Dengan dibangunkannya SMK Bhayangkara itu, Akka berharap tidak ada lagi anak-anak lulusan SMP di sekitar tempat tinggalnya itu tidak dapat melanjutkan sekolah karena faktor biaya.

Polisi di Riau Kuras Tabungan Bangun Sekolah Marjinal

Bripka Ralon Manurung, anggota Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Riau, sukses membangun asa anak-anak pelosok Dusun Sialang Harapan, Desa Batu Sasak, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar untuk tetap semangat mengenyam pendidikan dasar.

Dia rela "menguras" isi tabungannya, serta menjual emas istrinya untuk membangun sekolah marjinal yang ada di desa terpencil yang berada di tengah hutan belantara.

Bripka Ralon Manurung saat pertama kali meninjau lokasi sekolah marjinal di Dusun Sialang Harapan, Desa Batu Sasak, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, pada November 2017 lalu.
Bripka Ralon Manurung saat pertama kali meninjau lokasi sekolah marjinal di Dusun Sialang Harapan, Desa Batu Sasak, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, pada November 2017 lalu. (Istimewa)

 STORY - Pesawat F-16 Fight Falcon NO TS-1643 Diabadikan Jadi Monumen di Taman Dirgantara Lanud Rsn

Ini dilakukannya hanya demi bisa melihat anak-anak pedalaman itu tetap bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang setara, dengan anak-anak lain seusia mereka.

Dibalik itu, ternyata ada satu hal yang mendorong Ralon akhirnya bersedia membantu pembangunan sekolah marjinal tersebut, dengan cara menyumbangkan harta benda yang dia sekeluarga punyai.

"Saya ingat zaman dulu saat SD. Sekolah saya SD 058 di Kandis Siak juga terpencil, jaraknya jauh dari rumah. Teman-teman saya anak pedalaman suku Sakai. Jadi saya ini dulu orang miskin juga, sebelum sekarang bisa dapat gaji tetap sebagai polisi," ungkapnya mengenang masa lalu, saat berbincang dengan Tribunpekanbaru.com, Rabu (30/10/2019) siang.

 Viral, Baru Seminggu Menikah Langsung Jadi Duda, Pengantin Wanita Meninggal Kelelahan Seusai Resepsi

Berangkat dari cerita susahnya itulah, Ralon pun bertekad untuk membantu dunia pendidikan.

Hal ini dia implelentasikan, salah satunya dalam membangun sekolah marjinal, yang diketahui menginduk ke SDN 10 Desa Batu Sasak tersebut.

Pria kelahiran Siantar, 14 Januari 1983 ini merasa tak tega melihat anak-anak lain harus bersusah payah demi bisa bersekolah, seperti dirinya dulu.

Alhasil, sekitar November 2017 lalu, Bripka Ralon sudah mulai menyumbang untuk pembangunan sekolah marjinal yang sudah ada sejak tahun 2006.

Dialah yang membelikan bahan material bangunannya, mulai dari batu bata, semen, pasir dan lain-lain.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved