Penanganan Covid
Bandel, Ada Sekolah Swasta di Pekanbaru Masih Belajar Tatap Muka, Disdik Singgung Pencabutan Izin
Sejumlah sekolah swasta di Kota Pekanbaru terindikasi masih menggelar belajar tatap muka terbatas.
Peserta didik dan pihak sekolah bakal menjalani rapid test massal sebelum aktivitas belajar mengajar dimulai. Pihaknya bekerjasama dengan Tim Satgas Penanganan Covid-19 mendata jumlah kebutuhan alat rapid test.
Ismardi menyebut pemberlakuan belajar tatap muka di awal tahun nanti bakal berlangsung di sekolah negeri dan swasta. Pihaknya bakal menyerahkan seluruh data ke satgas.
Sekolah Diminta Atur Jadwal Masuk Siswa, Sekolah Tatap Muka Dimulai Awal Tahun Depan
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar meminta kepada seluruh kepala sekolah di Riau agar melakukan sosialisasi belajar tatap muka di tengah Pandemi Covid-19.
Sesuai jadwal pemerintah, belajar tatap muka di sekolah akan dimulai awal tahun depan.
Namun sebelum belajar tatap muka ini dilaksanakan, pihak sekolah dan dinas pendidikan harus melakukan sosialisasi.
Terutama terkait dengan standar operasional prosedur protokol kesehatan yang harus diketahui dan dijalankan oleh masing-masing sekolah.
"Desember ini kita akan mulai mensosialisasikan. Karena mulai januari anak-anak mulai belajar kembali," kata Gubri Syamsuar , Rabu (25/11/2020).
Sosialisasi ini penting, sebab meski sudah mulai belajar tatap muka dikelas, Gubri Syamsuar tetap mengingatkan agar protokol kesehatan wajib dijalankan di sekolah.
"Dalam satu ruangan itu nanti hanya boleh diisi oleh 50 persen saja, wajib pakai masker, dan harus disiapkan cuci tangan. Mulai desember ini kita akan sosialisasikan dan membahas bagaimana proses belajar tatap muka di sekolah," katanya.
Baca juga: Terungkap, Dugaan Praktik Monopoli Ekspor Benih Lobster di Saat Menteri Edhy Prabowo Ditangkap KPK
Baca juga: Perayaan Ulang Tahun Berujung Maut, Dani Ditemukan Tewas Tenggelam
Baca juga: Sebanyak 961 Pelanggar Protokol Kesehatan di Kuansing Ditindak Tim Yustisi, Ditegur & Sanksi Sosial
Gubri Syamsuar menegaskan, poin yang paling penting untuk dibahas oleh pihak sekolah adalah terkait pembagian jam belajar siswa yang harus dibagi menjadi dua jadwal.
Sebab jumlah siswa yang biasa belajar bersamaan dalam satu kelas saat ini dipisah menjadi dua kelompok. Sehingga waktunya harus diatur kembali.
"Misalnya dalam satu kelas itu ada 36 orang, yang boleh masuk ke kelas itu hanya 18 orang. Jadi ini harus dibuat jadwalnya supaya bisa giliran masuknya. Ini yang harus dibahas," ujarnya.
Selain itu, Gubri Syamsuar juga mengingatkan kepada guru agar memaklumi siswanya jika saat ini terjadi penurunan dalam memahami pelajaran.
Sebab ditengah Pandemi Covid-19 yang memaksa belajar harus dilakukan dengan jarak jauh ini guru tidak bisa lagi menyamakan kemampuan siswa dengan hari normal sebelum ada Pandemi Covid-19.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/smp-n-11-pekanbaru.jpg)