Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Pekanbaru

DPRD Kota Pekanbaru : Jika tak Ada Garansi, Jangan Ambil Resiko Terhadap Nyawa Manusia

Tegas. DPRD meminta komitmen pemko Pekanbaru terkait dengan garansi bagi siswa yang akan belajar tidak terinfeksi virus corona

Editor: Budi Rahmat
Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir
SMP Negeri 3 Pekanbaru yang berada di Jalan Jenderal, Pekanbaru mulai menyelenggarakan belajar tatap muka namun tetap melakukan penerapan protokol kesehatan, Senin (16/11/2020). (www.tribunpekanbaru.com/Doddy Vladimir)  

TRIBUNPEKANBARU.COM- Pemerintah Kota Pkanbaru harus memberikan garansi bagi pelajar yang akan melaksanakan proses belajar mengajar secara tatap muka.

Garansi jika kebijakan yang diambil oleh pemerintah Kota Pekanbaru itu tidak menyebabkan meningkatnya infeksi virus corona.

Tegas, DPRD mengingatkan agar pemko tidak mengambil resiko yang justru berdampka buruk nantinya.

Demikian dikatakan Wakil Ketua DPRD Riau Hardianto. Ia mengingatkan kepada pemerintah untuk memastikan tidak akan terjadi penularan kasus corona jika sekolah kembali dibuka pada awal Januari 2021 mendatang.

Hardianto menjelaskan, pihaknya tidak ingin ada kebijakan yang berdampak terdahap keselamatan masyarakat Riau.

Baca juga: Jelang Pilkada, Satgas Covid-19 Ingatkan Sejumlah Hal untuk Mencegah Penyebaran Virus Corona

Baca juga: Virus Corona Sudah Bermutasi Jadi Ratusan Jenis Yang Berbeda, Menyebabkannya Jadi Sulit Dibendung

Untuk itu, pihaknya sebagai wakil rakyat mengingatkan pemerintah agar mempersiapkan segara sesuatunya dengan matang sebelum kebijakan tersebut dijalankan.

"Kalau bisa menggaransi diberlakukannya kebijakan sekolah tatap muka, dan tak ada potensi penularan itu silahkan saja. Tapi kalau ada, jangan ambil berisiko terhadap nyawa manusia," kata Hardianto, Minggu (6/12/2020).

Politisi Gerindra ini menambahkan, bahwa DPRD Riau secara kelembagaan tidak dalam posisi mendukung atau menolak dibukanya kembali sekolah pada masa pandemi Covid-19.

Namun pihaknya tidak dalam posisi menolak atau mendukung, tetapi lebih meminta garansi kepada pemerintah.

"Kita tak dalam posisi menolak atau mendukung, karena itu hak Kementerian. Tapi, kita butuh garansi bahwa tak ada penyebaran Covid-19 kepada masyarakat Riau," ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar meminta kepada seluruh kepala sekolah di Riau agar melakukan sosialisasi belajar tatap muka ditengah Pandemi Covid-19. Sebab sesuai rencana belajar tatap muka di sekolah akan dimulai awal tahun depan.

Namun sebelum belajar tatap muka ini dilaksanakan, pihak sekolah dan dinas pendidikan harus melakukan sosialisasi. Terutama terkait dengan standar operasional prosedur protokol kesehatan yang harus diketahui dan dijalankan oleh masing-masing sekolah.

Baca juga: Update Covid-19 di Pelalawan, Hari Ini Tambah 4 Pasien Baru Corona dan Satu Suspek Meninggal Dunia

Baca juga: Mulai 4 Desember,Perkerja Migran Indonesia Dilarang Masuk Taiwan,Banyak Kedapatan Terpapar Corona

"Desember ini kita akan mulai mensosialisasikan. Karena mulai januari anak-anak mulai belajar kembali," kata Gubri Syamsuar .

Sosialisasi ini penting, sebab meski sudah mulai belajar tatap muka dikelas, Gubri Syamsuar tetap mengingatkan agar protokol kesehatan wajib dijalankan di sekolah.

"Dalam satu ruangan itu nanti hanya boleh diisi oleh 50 persen saja, wajib pakai masker, dan harus disiapkan cuci tangan. Mulai desember ini kita akan sosialisasikan dan membahas bagaimana proses belajar tatap muka di sekolah," katanya.

Gubri Syamsuar menegaskan, poin yang paling penting untuk dibahas oleh pihak sekolah adalah terkait pembagian jam belajar siswa yang harus dibagi menjadi dua jadwal.

Sebab jumlah siswa yang biasa belajar bersamaan dalam satu kelas saat ini dipisah menjadi dua kelompok. Sehingga waktunya harus diatur kembali.

"Misalnya dalam satu kelas itu ada 36 orang, yang boleh masuk ke kelas itu hanya 18 orang. Jadi ini harus dibuat jadwalnya supaya bisa giliran masuknya. Ini yang harus dibahas," ujarnya.

Selain itu, Gubri Syamsuar juga mengingatkan kepada guru agar memaklumi siswanya jika saat ini terjadi penurunan dalam memahami pelajaran.

Sebab ditengah Pandemi Covid-19 yang memaksa belajar harus dilakukan dengan jarak jauh ini guru tidak bisa lagi menyamakan kemampuan siswa dengan hari normal sebelum ada Pandemi Covid-19.

"Guru, kepala sekolah saya ingatkan, kalau terjadi penurunan kemampuan anak-anak didisknya harus dimaklumi," katanya. (Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)

Baca juga: Update Covid-19 di Pelalawan, Hari Ini Tambah 4 Pasien Baru Corona dan Satu Suspek Meninggal Dunia

Baca juga: INI Negara Pertama di Dunia Pengguna Vaksin Virus Corona Secara Massal, Beredar Pekan Depan

Rapid Tes

Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru sedang mempersiapkan alat rapid test bagi peserta didik yang bakal belajar tatap muka pada awal tahun 2021 nanti.

Mereka yang belajar di sekolah bakal jalani rapid test guna memastikan kondisi kesehatannya.

"Begitu siswa masuk sekolah nanti, mereka bakal jalani rapid test," terang Pj Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, Rabu (2/12/2020).

Menurutnya, tim sedang mempersiapkan alat rapid test.

Mereka menghitung jumlah kebutuhan alat tersebut bagi para peserta didik.

"Sudah ada arahan dari Pak Wali agar menggesa pengadaan alat rapid test bagi para siswa yang bakal belajar tatap muka," paparnya.

Jamil menyebut bahwa rapid test ini untuk mengawal para peserta didik yang bakal belajar tatap muka di sekolah.

Pemerintah kota juga berupaya agar para peserta didik tidak terpapar covid-19.

"Ini program utama jelang belajar tatap muka," jelasnya.

Baca juga: WAJIB TAHU, Ini Bedanya Kehilangan Penciuman karena Virus Corona dan Pilek

Baca juga: HOAX Hasil Swab Rizieq Shihab Positif Corona, FPI: Pelaku Terjerat UU ITE, Polisi Silahkan Tangkap

Jamil menegaskan bahwa pemerintah kota juga memberi edukasi kepada seluruh sekolah.

Mereka harus menyediakam fasilitas mendukung protokol kesehatan mencegah covid-19.

Sekolah mesti menyiapkan alat cuci tangan bagi peserta didik.

Mereka yang datang untuk belajar tatap muka harus mengenakan masker.

"Lalu atur jarak di dalam kelas, atur tempat duduknya," tegasnya.

Peserta didik yang masuk di tiap pertemuan hanya 50 persen dari total jumlah peserta didik.

Mereka belajar tatap muka sesuai protokol kesehatan.

Seminar Parenting

Badan Kerja sama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Riau menggelar seminar parenting dengan tema penerapan pola asuh anak agar tercipta generasi berkualitas di masa pandemi Covid-19.

Kegiatan yang diikuti utusan berbagai organisasi wanita itu berlangsung di Aula Yayasan Masmur, Pekanbaru, Selasa (1/12/2020).

Pada kesempatan itu dihadirkan narasumber Heri Maulana dan Rahmah MSi yang merupakan ketua STKIP Aisyiyah Riau.

Baca juga: UPDATECorona Pelalawan,Hari Ini Kasus Covid-19 Meledak Tambah 17 Pasien Baru,Sempat Melambat Sebulan

Baca juga: Kasus Corona di Pelalawan Melambat, Satgas Covid-19 Fokus Tangani Suspek dan Pasien Lama

“Kegiatan ini sebenarnya sudah lama kita rancang namun terus tertunda,” ujar Bendahara BKOW Provinsi Riau, Maryenik Yanda yang membuka kegiatan itu.

Pada kesempatan itu Maryenik membacakan sambutan Ketua BKOW Provinsi Riau Irma Hafida Rachman yang berhalangan hadir.

Dia mengatakan, seminar parenting di tengah pandemi Covid-19 sangat penting.

Karena selama pandemi, ibu lebih banyak berperan dalam mendidik dan membantu proses belajar anak di rumah.

“Pandemi juga mengubah pola asuh anak agar tidak tertular Covid-19. Hal ini tentu diperlukan pengetahuan khusus dalam mendidik anak di rumah,” ujar Maryenik.

Melalui seminar parenting ini lanjutnya, diharapkan ibu-ibu memahami dan mengetahui cara mengasuh anak di tengah pandemi

“BKOW Provinsi Riau terus berupaya membantu kaum wanita lebih berkualitas dalam berbagai aspek. Termasuk dalam pola mengasuh anak di masa pandemi,” imbuhnya.

Seminar itu menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Di antaranya peserta wajib pakai masker selama mengikuti kegiatan.

Sebelum masuk ruangan, peserta wajib cuci tangan dan cek suhu tubuh.

Kemudian di dalam ruangan, tempat duduk peserta berjarak. Hal ini pula membuat jumlah peserta menjadi terbatas.

Baca juga: Kasus Corona di Pelalawan Melambat, Satgas Covid-19 Fokus Tangani Suspek dan Pasien Lama

Baca juga: Kasus Corona Melambat, Satgas Covid-19 Pelalawan Bakal Kumpulkan Manajemen RS Bahas Pasien Suspek

“Tahun lalu kegiatan seperti ini kita lakukan dengan peserta ratusan orang. Kali ini kita batasi hanya seratus orang karena keterbatasan tempat,” sebut Maryenik yang juga ketua Iwapi Kota Pekanbaru.

Lebih lanjut dia menyebutkan, peserta seminar parenting merupakan gugu-guru PAUD dan TK dari organisasi wanita yang tergabung di BKOW.

Kendati dalam masa pandemi Covid-19, BKOW Provinsi Riau tetap bergerak dalam upaya memberdayakan kaum perempuan.

Sebelum seminar parenting, BKWO juga menggelar kajian fiqih wanita dan pelatihan merajut serta bikin kue di Sekretariat BKOW Provinsi Riau. ( Tribunpekanbaru.com  / Fernando/ Syaiful Misgio)

Catatan Redaksi:

Bersama-kita lawan virus corona. Tribunpekanbaru.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin) Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved