NGERI, Mirip Kejadian di Palu, Fenomena Tanah Bergerak di Jabar dan Jateng, Belasan Rumah Rusak
Tanah bergerak ini diduga dipicu hujan dengan intensitas tinggi selama sepekan ini. Pada 2018, di lokasi ini juga pernah terjadi bencana serupa.
Fenomena tanah bergerak terjadi di Dusun Semaya RT 006 RW 006, Desa Sunyalangu, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Akibatnya, sebanyak sembilan rumah warga rusak.
Bagian tembok dan lantai rumah retak-retak. Selain itu, area kebun di belakang rumah juga amblas hingga satu meter.
Baca juga: Frustasi Cinta Digantung, 8 Tahun Tak Kunjung Dinikahi, Wanita Ini Laporkan Pacarnya ke Pengadilan
Kiwen (63), warga setempat mengatakan, fenomena tersebut sebenarnya telah terjadi sejak tahun kemarin.
Namun, memasuki hujan tahun ini, retakan tembok rumah semakin parah.
"Rumah punya anak saya retak-retak sejak tahun kemarin, tapi tahun ini semakin parah. Sekarang ada sekitar sembilan rumah yang rusak, dapurnya njeblos (ambles)," kata Kiwen saat ditemui, Jumat (11/12/2020).
Warga lainnya, Agus (30) mengatakan, pergerakan tanah tahun ini terjadi saat aliran Sungai Logawa yang berada jauh di bawah permukiman warga banjir, beberapa waktu lalu.
"Area kebun amblesnya semakin dalam waktu ada banjir kemarin. Tahun kemarin bagian bawah, terus sekarang tanah yang di atasnya juga ambles. Amblesnya lebih dari satu meter," ujar Agus.
Baca juga: Dipergoki Suami dengan PIL di Hotel, Istri Malah Lapor ke Polisi Tak Terima Selingkuhan Dianiaya
Sementara itu Kepala Dusun Semaya M Yunus mengatakan, pemerintah desa setempat telah mengalokasikan anggaran untuk menangani pergerakan tanah di wilayah tersebut.
Yunus mengatakan, rencananya akan dibuat saluran air di belakang permukiman warga yang berbatasan dengan kebun.
"Kami sudah menganggarkan untuk pembuatan saluran air di belakang permukiman warga. Tapi karena ada Covid-19, penanganan tersebut tertunda," kata Yunus.
Pekan Lalu di Purbalingga
Warga Dusun Pagersari, Desa Tumanggal, Purbalingga, Jawa Tengah, waswas dengan kondisi tanah dusunnya yang terus bergerak.
Akibat kondisi itu, mulai Kamis (3/12/2020) kemarin, tercatat sebanyak 36 rumah rusak dan 165 kepala keluarga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga, Umar Fauzi mengatakan, pergerakan tanah terjadi sekitar pukul 18.00 WIB.
