4 Tahun Bersabar Kumpulkan Uang Koin, Penjual Kripik di Mamuju Wujudkan Impiannya Beli Yamaha Nmax
Pria asal Mamuju, Sulawesi Barat, itu rajin menabung uang koin pecahan 1.000 dan 500 dari hasil berjualan keripik bersama istri selama 4 tahun.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Seorang penjual keripik bernama Solikhin (51) membei motor Yamaha Nmax dengan uang koin yang sebagian ia tabung.
Pria asal Mamuju, Sulawesi Barat, itu rajin menabung uang koin pecahan 1.000 dan 500.
Uang itu dari hasil berjualan keripik bersama sang istri selama empat tahun terakhir.
Solikhin saat ditemui di rumahnya depan kantor Bupati Mamuju menuturkan, uang koin itu ia tabung di dalam galon rusak.
Setelah dihitung jumlahnya mencapai Rp 6 juta.
Baca juga: Berkat Rekaman CCTV, Para Pelaku yang Setubuhi Gadis 14 Tahun di Kota Padang Dapat Diidentifikasi
Baca juga: Usai Jenguk Mertua, Warga Padang Bersama Anak Istri Diteror 3 Pemotor, Kaca dan Kap Mesin Berlubang
"Selama ini kan motor saya sudah tua, Kharisma itu, sejak 2004. Sehingga kalau mau pulang kampung bingung. Saya berpikir coba-coba nabunglah, kumpulkan uang koin dari hasil jualan keripik pisang," kata Soklihin kepada tribun-timur.com, Kamis (3/12/2020).
Solikhin mengatakan setiap uang koin dari hasil jualannya mencapai Rp 10 ribu diikat lalu dimasukkan di galon.
"Akhir tahun ini saya buka Alhamdulillah ada Rp 6 juta isinya. Saya bersyukurlah cukup buat tambah-tambah beli motor. Sejak dulu memang niatnya beli Nmax, karena saya lihat keren," tuturnya.
Dikatakan, uang yang digunakan membeli motor semuanya dari hasil jualan kripik ubi, pisang, dan tempe yang telah dilakoni bertahun-tahun bersama istrinya.
"Jadi saya kompak dengan istri nabung buat beli motor, biar kalau mau pulang kampung tidak kesusahan lagi, pikirnya juga nabung dari pada harus minjam bikin pusing nantinya," katanya.
Solikhin dan istri sama-sama lahir di Desa Sumberjo, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polman, Sulbar. Orangtua mereka adalah transmigran dari Pulau Jawa.
Solikhin merantau ke Kabupaten Mamuju.
Sebelumnya tinggal di Desa Kalonding, Kecamatan Sampaga, namun lima tahun terakhir pindah ke Kota Mamuju untuk mencari nafkah.
Baca juga: Pendidikan Budaya Melayu Riau Resmi Diajarkan di Sekolah Madrasah Mulai Tahun Depan
Baca juga: Wali Kota Pekanbaru Akui Hingga Kini Belum Terima Surat Kemendikbud Soal Belajar Tatap Muka di 2021
Mereka sudah mempunyai empat anak, dua orang di Jawa, Saeli dan St Aisyah dan dua di Pondok Pesantren di Toabo Mamuju, yakni Khoiru Rahmat dan Hendi.
Istrinya Soklihin, Sriati menambahkan, intinya adalah bersyukur dan harus berniat disertai dengan usaha.
