Ribuan Orang Bersorak Sorai setelah Pemerintah Umumkan Aborsi Dilegalkan, Begini Faktanya
Keputusan pemerintah yang melegalkan aborsi disambut gembira oleh ribuan orang. Hal yang dianggap sebagai kemenangan
TRIBUNPEKANBARU.COM- Ribuan orang bersorak sorai setelah pemerintah mengumumkan aborsi dilegalkan.
Keputusan tersebut (aborsi dilegalkan) dianggap kemenangan bagi para aktivis feminis.
Legalitas aborsi diumumkan pada tengah malam setelah 12 jam di bahasa oleh para senat.
Baca juga: Pacaran Berujung Zina, Mahasiswi Relakan Kesucian pada Pacar Hingga Hamil 6 Bulan, Nekat Diaborsi
Baca juga: Permohonan Aborsi Ditolak, Bocah 12 Tahun itu Melahirkan Bayi Kembar Hasil Rudapaksa
Berikut ini kronologinya
Argentina pada Rabu (30/12/2020) menjadi negara terbesar di Amerika Latin yang melegalkan aborsi, lapor Associated Press (AP).
Keputusan itu merupakan kemenangan bagi para aktivis feminis, dan dapat membuka jalan bagi tindakan serupa di berbagai masyarakat konservatif khususnya di wilayah Katolik Roma.
Setelah digodok 12 jam, Senat Argentina mengesahkan Undang-Undang tersebut pasca tengah malam.
UU yang akan ditandatangani oleh Presiden Alberto Fernández dalam beberapa hari mendatang itu mengizinkan aborsi sampai usia kehamilan wanita mencapai 14 minggu dan setelahnya dalam kasus pemerkosaan atau ketika kesehatan wanita terancam.
Baca juga: Mengejutkan! Partai Demokrat Dukung LGBT dan Aborsi, Biden Diminta Segera Bertobat
Baca juga: Warga Geger Ada Janin Manusia di Minimarket Desa, Polisi Duga Hasil Aborsi Hubungan di Luar Nikah
" Aborsi yang aman, sah dan bebas kini ada Undang-Undangnya," ujar Fernández melalui Twitter.
"Hari ini kita adalah masyarakat yang lebih baik yang memperluas hak-hak perempuan dan menjamin kesehatan masyarakat," imbuhnya.
Meski aborsi sebenarnya sudah diperbolehkan di beberapa negara bagian lain di Amerika Latin seperti di Uruguay, Kuba dan Mexico City, pengesahan di Argentina diperkirakan akan bergema di seluruh wilayah.
Walau demikian, tidak semua reaksi di kawasan itu positif.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro men-twit, “Sangat disesalkan bahwa nyawa-nyawa anak-anak Argentina, yang sekarang harus berakhir di perut ibu mereka dengan persetujuan Negara. Jika itu tergantung pada saya dan pemerintahan saya, aborsi tidak akan pernah disetujui di tanah kami."
Di luar Senat Argentina, para aktivis hak pro dan anti-aborsi berkumpul, dengan sebagian besar pendukung perempuan dalam RUU itu mengenakan warna hijau yang menjadi ciri gerakan agresif mereka.
Baca juga: Halalkan Segala Cara, Trump Diberi Antibodi yang Berasal Dari Ginjal Janin Aborsi
Baca juga: Klinik Aborsi Ilegal Sudah Gugurkan Ribuan Janin, Rata-rata Berlatar Belakang Hubungan di Luar Nikah
Beberapa ribu orang bersorak-sorai dan berpelukan dalam linang air mata saat Wakil Presiden Cristina Fernández de Kirchner, mengumumkan hasilnya, meneriakkan “aborsi legal di rumah sakit!”.
“Saya adalah ibu dari seorang gadis dan saya tahu bahwa dia akan memiliki lebih banyak hak besok dan itu membuat kami terus bergerak maju,” kata Renata Vismara, suaranya serak setelah demonstrasi jalanan perayaan.
Demonstran lain, Valentine Luy Machado mengatakan, "Kekuatan untuk melihat ini menjadi kenyataan setelah bertahun-tahun... ini revolusioner."
Gerakan feminis Argentina telah menuntut aborsi legal selama lebih dari 30 tahun dan para aktivis mengatakan persetujuan RUU tersebut dapat menandai titik balik di Amerika Latin, tempat Gereja Katolik telah lama mendominasi.
Pendukung mengutip angka resmi yang mengklaim lebih dari 3.000 wanita telah meninggal karena aborsi diam-diam di negara itu sejak 1983.
Amnesty International merayakan pemungutan suara RUU tersebut sebagai "inspirasi bagi negara di kawasan lain dan dunia untuk maju dalam mengakui akses ke aborsi yang legal dan aman."
Baca juga: Siswi SMK Dicabuli hingga Hamil oleh Ayah Tiri, Polisi Ungkap Praktik Aborsi oleh Oknum PNS
Baca juga: Ribuan Janin Menumpuk di Septic Tank,Ternyata Praktek Klinik Aborsi di Jakarta Ini Begitu Mengerikan
Para penentang RUU, dipisahkan oleh penghalang dari para pendukungnya, menyaksikan dengan muram saat pemungutan suara dibuka.
Mereka adalah kelompok yang menyebut anggotanya sebagai "pembela dua nyawa", mereka mendirikan altar dengan salib di bawah tenda biru.
Karena sensitivitas tersebut, UU aborsi yang disahkan masih memungkinkan para profesional kesehatan dan institusi medis swasta yang enggan melakukan tindakan aborsi untuk merujuk pasien wanita mereka ke pusat medis lain.(*)
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul : Sah, Aborsi Legal di Negara Asal Paus, Argentina
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/ilustrasi-bayi-pembunuhan.jpg)