Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pasukan India Makin Brutal, Habisi Nyawa Pemuda Kashmir yang Tak Bersalah, Dianggapnya Militan

asukan India, nampaknya suka bertindak tanpa pikir panjang, kebrutalan mereka terlihat setelah membunuh pemudah kashmir yang tak ada salah

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA/INSTAGRAM @WELOVEINDIANARMY/INSTAGRAM @GUARDINGINDIA/KOLASE
Ilustrasi tentara India 

Tuduhan pembunuhan di luar hukum terbaru terjadi setelah polisi India menuduh seorang perwira militer membunuh tiga pekerja dalam pertempuran senjata pada Juli. 

Petugas dan dua reannya juga dituduh menanam senjata di tubuh korban agar olah-olah mereka adalah pejuang bersenjata.

Seorang perwira tinggi Angkatan Darat, Mayor Jenderal HS Sahi, mengklaim bahwa ketiga pemberontak itu berencana untuk melakukan "serangan besar", dan bahwa mereka telah menolak menyerahkan diri berulang kali selama pertemuan itu.

Polisi mengatakan satu pemberontak tewas pada Rabu dini hari dan dua lainnya ditembak mati beberapa jam kemudian.

Mayat dikuburkan sekitar 120 km dari rumah mereka di Sonmarg, kata keluarga mereka.

Lebih dari 100 pemberontak Kashmir telah dikuburkan jauh dari rumah mereka di kuburan rahasia sebagai bagian dari kebijakan pemerintah untuk menolak pemakaman yang menarik banyak orang.

Sejak India mencabut otonomi terbatas wilayah mayoritas Muslim itu pada Agustus 2019, hampir 200 pemberontak telah tewas dalam serangan tersebut, menurut data resmi.

Puluhan ribu orang telah tewas sejak pemberontakan bersenjata melawan pemerintahan India meletus pada tahun 1989.

India menuduh Pakistan mendukung pemberontak bersenjata tetapi Islamabad, yang juga mengklaim wilayah Himalaya, membantah tuduhan tersebut.

Keluarga dari dua korban lainnya - Ather Mushtaq Wani dan Aijaz Ahmad Ganai - mengatakan bahwa mereka adalah pelajar dan tinggal bersama orang tua mereka.

Wani, siswa kelas XI, tampil untuk ujian pada hari Kamis, kata keluarga. Ganai, seorang mahasiswa, dan Wani berteman.

Keluarga Ganai telah meminta gubernur wilayah tersebut untuk mengembalikan jenazah putra mereka untuk upacara terakhir.

Politisi di Kashmir telah menyerukan penyelidikan atas pembunuhan tersebut, dengan mantan Perdana Menteri Mehbooba Mufti menyebut mereka "pelanggaran serius" hak asasi manusia.

Dalam sepucuk surat kepada gubernur, dia menuntut "penyelidikan yang tidak memihak atas masalah ini segera".

Sumber Intisari

Sumber: Grid.ID
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved