Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kisah Kepedihan Hati Yusi, Ayahnya Terbaring Sakit: Makin Sulit, Hanya Bapak yang Bikin Saya Kuat

Yusi ada wanita asal Nunukan Kalimantan Utara, mengalami guncangan hebat manakala ia kembali diuji dengan kondisi ayahnya yang sakit.

Kompas.com/Ahmad Dzulviqor
Keluarga Yusi dan Nasution saat menerima kunjungan komunitas Kumal Nunukan, Yusi mengambil alih tanggung jawab ayahnya sejak pandemi covid19, ibunya meninggal karena paru paru, sementara ayahnya didiagnosa kebocoran jantung (Ayyub) 

Tidak ada lagi semangat untuk kuliah atau untuk sekedar berkhayal bisa menginjakkan kakinya di kampus untuk menimba ilmu Teknologi Informasi Komputer (TIK) yang selama ini ia idam idamkan.

‘’Tidak berani memikirkan itu (kuliah), cukup bisa bekerja, mengumpulkan uang sedikit sedikit untuk kami bertahan hidup saja, tapi saat ini pandemi Covid-19, semua semakin sulit saja. Hanya bapak yang buat saya semangat, harus kuat dan membalas kehidupan yang bapak kasih.’’katanya.

Yusi kian menunduk saat bercerita tentang kesehariannya mengurus ayahnya. Ia sadar, bhaktinya tidak akan cukup membalas apa yang sudah ia terima dari ayahnya.

Matanyapun sembab dan tidak mampu lagi melanjutkan ceritanya, apalagi pesan yang paling membuatnya takut adalah saat ayahnya meminta ia bisa mandiri dan bisa menjaga diri.

‘’Pesan itu sangat berarti buat saya, seakan pesan terakhir, saya takut, semoga bakti pada bapak bisa menjadi penghantar kesembuhannya,’’katanya terputus-putus karena tangisnya langsung pecah.

Dibantu komunitas ‘Kumal’ Nunukan

Keberuntungan masih berpihak pada Yusi, kegelisahan dan nasibnya terdengar oleh komunitas Kumal, sebuah komunitas yang bergerak di bidang sosial di Nunukan.

Kumal yang memiliki kepanjangan Kuat Makan Malam, memiliki puluhan anggota dari berbagi elemen, mereka memiliki tim survei dari klub sepeda (Gowes) yang digerakkan melacak kondisi masyarakat yang butuh bantuan.

Nama Kumal diambil karena mayoritas anggotanya hanya berkumpul dan berembuk untuk melakukan aksi saat malam hari di tempat tongkrongan dan warung kopi.

Tidak ada jabatan ketua atau struktur organisasi dalam komunitas ini, namun mereka sangat kompak dan aktif melakukan distribusi bantuan sejak 2014. Tidak terhitung lagi berapa jumlah masyarakat miskin yang mereka bantu.

Bahkan di masa Pandemi Covid-19, komunitas ini kian massif melakukan gerakan social.

Kumal menjadwalkan 3 orang setiap jumat sebagai penerima bantuan, ada sembako, uang tunai dan kadang renovasi rumah rumah kayu.

Salah satu koordinator aksi sekaligus anggota Kumal, Ayyub mengatakan, saat komunitasnya mengunjungi keluarga Yusi di rumah kontrakan, tidak terlihat ada barang berharga di rumah sewa tersebut,

‘’Semua dijual untuk keperluan sehari hari dan sedikit membeli obat untuk meringankan sakit ayahnya. Motor untuk jalan sayur ayahnya terjual sudah, kulkas, televisi, tidak ada pokoknya barang berharga, habis terjual. Ini saja uang kontrakan nunggak beberapa bulan.’’katanya.

Kumal kemudian memberikan sembako juga santunan serta membelikan obat yang dibutuhkan Nasution.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved