Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

ASTAGA! Tak Hanya Menteri, Perangkat Desa Ini Pun Tilap Uang Bansos: Apa Kabar Revolusi Mental?

Setelah kita dihebohkan dengan tertangkapnya Menteri Sosial atas kasus korupsi bansos Covid-19, kali ini hal serupa terjadi.

Penulis: | Editor: Firmauli Sihaloho
Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir
Massa yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Mahasiswa Pekanbaru kembali melakukan aksi unjuk rasa didepan Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau, Selasa (26/1/2021). (www.tribunpekanbaru.com/Doddy Vladimir) 

Revolusi Mental adalah gerakan sosial untuk bersama-sama menuju Indonesia yang lebih baik.

Harus didukung oleh tekad politik (political will) Pemerintah.

Harus bersifat lintas sektoral

Kolaborasi masyarakat, saktor privat, akademisi, dan pemerintah.

Dilakukan dengan program "gempuran nilai" untuk senantiasa mengingatkan masyarakat terhadap nilai-nilai strategis dalam

setiap ruang publik.

Desain program harus mudah dilaksanakan (user friendly), menyenangkan bagi seluruh segmen masyarakat.

Nilai-nilai yang dikembangkan terutama ditujukan untuk mengatur moralitas publik (sosial) bukan moralitas privat (individu).

Dapat diukur dampaknya dan dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat.

Capaian empat tahun Revolusi Mental

Berjalan empat tahun Pemerintah Jokowi, Gerakan Revolusi Mental mencapai hasil yang baik.

Ada empat hal yang terlihat pada keberhasilan pencapaian ini, yakni:

Kebijakan pemerintah yang menyentuh semua lapisan masyarakat.

Perbaikan fasilitas dan budaya pelayanan yang lebih baik.
Pelayanan publik dilaksanakan secara transparan, tertib, dan pasti.
Pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan.

Diberitakan Kompas.com (10/5/2014), konsep yang digagas Jokowi lahir dari persoalan bangsa Indonesia. Karakter bangsa harus dibangun secara positif sebagai modal pembangunan Indonesia.

"Ini bukan tiba-tiba, ini lahir dari permasalahan terbesar bangsa kita, yakni masalah karakter bangsa," ujar Jokowi.

Menurutnya, jika karakter bangsa telah tertanam kuat, maka negara dapat maju dengan pesat. Dia, mencontohkan sejumlah negara yang melakukan penguatan karakter, seperti Jepang dan Jerman.

Mereka memiliki mental yang positif. Untuk mewujudkan menekankan pentingnya pendidikan untuk membangun karakter bangsa.

Penanaman budi pekerti, kedisiplinan, dan sikap positif harus ditanamkan melalui kurikulum pendidikan.

(Sumber: Kompas.com/Fabian Januarius Kuwado | Editor: Laksono Hari Wiwoho)

 
Sumber: Tribunnews
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved