Santri Dianiaya Senior di Aceh, Tewas dengan Tubuh Membiru, 'Anak Saya Jatuh Tak Sadarkan Diri'
Korban dilaporkan meninggal dunia dengan luka seperti bekas cekikan di bagian leher dan bagian kedua bahu terlihat membiru.
Paman korban, Yetno, yang malam itu ikut ke Sumatera Utara menimpali bahwa penyebab kematian keponakannya itu baru terungkap setelah seorang teman korban bercerita tentang penganiayaan.
Dia menjelaskan malam itu korban bersama delapan temannya dipanggil oleh seniornya ke sebuah aula yang masih berada di lingkungan pesantren.
“Seniornya adan lima atau enam orang, tapi yang mukul hanya satu,” sebut Yetno.
Yetno menambahkan pihak pesantren baru terbuka setelah dirinya berniat membawa jasad korban untuk diautopsi. “Setelah dibilang akan diautopsi, baru mereka mengakui ada penganiayaan,” timpalnya.
Sempat minta pindah
Cut Fitrinai juga mengungkapkan bahwa anaknya, FWA, sempat menceritakan ingin pindah dan mengeluhkan perlakuan kasar seniornya. Keluhan itu selalu disampaikan FWA kepada ibunya, baik secara langsung ketika pulang ataupun melalui saluran telepon.
“Pertama alasannya jauh dari masjid, jadi susah shalat. Belakangan bilang sering dipukul sama senior,” kisah Cut.
Dia mengakui, keluhan ini baru diungkapkan putra sulungnya ketika naik kelas dua tingkat SMP di pesantren itu. “Waktu kelas satu tidak pernah,” sambung dia lagi.
Namun Cut menilai permintaan ini tidak serius dan tergantung pada suasana hati sang anak.
Karena itu, dirinya tak terlalu menganggap keluhan tersebut.
“Tergantung suasana hati, saya mikirnya, mungkin kalau lagi ada pemukulan, dia langsung nelpon minta pindah. Kalau di dalam lagi enak, dia gak mau pindah,” cerita Cut.
Meski demikian, secara khusus Cut pernah menanyakan perlakuaan kasar teman-temannya di dalam pesantren.
Dia pun terkejut ketika anaknya menjawab bahwa pemukulan merupakan hal biasa di dalam pesantren. “Dia bilang biasa, makanya saya sudah siapkan naik kelas tiga ini dia harus pindah.
Ternyata sudah begini kejadiannya,” katanya lesu.(mad)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews
