Indonesia Terancam Alami Tragedi Kemanusiaan, Presiden Tak Pilih Lockdown Karena Alasan Ini
Menurut Presiden Joko Widodo, pemerintah telah menerima masukan soal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan lockdown.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Penambahan kasus Covid-19 tercatat paling tinggi di dunia, yakni 21.342 orang, akhir pekan lalu.
Angka kematian mencapai 409 orang dalam sehari, terbanyak kedua setelah Rusia 599 orang.
Jumlah penambahan kasus ini tertinggi selama pandemi di Indonesia.
Pemerintah didesak bersikap lebih tegas mengatasi lonjakan kasus.
Indonesia diambang tragedi kemanusiaan.
Kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro dinilai tidak akan efektif.
Menurut Presiden Joko Widodo, pemerintah telah menerima masukan soal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan lockdown.
Namun, ia menekankan, PPKM skala mikro paling tepat karena tidak mematikan ekonomi masyarakat.
Di sisi lain, kebijakan tersebut memperhitungkan kondisi ekonomi, sosial, politik, dan pengalaman dari negara lain.
Pendapat berbeda datang dari kalangan ahli kesehatan, budayawan, aktivis hingga ekonom.
Mereka meminta pemerintah segera menarik rem darurat. Artinya, sektor kesehatan perlu lebih diprioritaskan.
Nyawa manusia semestinya jadi pertimbangan utama di antara angka statistik pertumbuhan ekonomi dan kepentingan politik.
Peneliti ISEAS Yanuar Nugroho mengatakan, perekonomian Indonesia tidak akan pulih jika pemerintah tidak berhasil mengendalikan pandemi lebih dahulu.
Sementara, Koordinator Jaringan Gusdurian Alissa Wahid menuturkan, saat ini perlu ada cara baru dalam menangani pandemi.
Ia mengutip pernyataan ilmuwan Albert Einstein, bahwa mengulang hal yang sama tetapi mengharapkan hasil berbeda adalah ketidakwarasan.
