Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kisah Nasir, Buruh di Siak Jemput Beras Bantuan PPKM Tapi Ditolak,Ternyata Dia Berhak Karena. . .

Nasir, buruh di Siak yang ditolak petugas kelurahan saat mengambil beras bantuan PPKM ternyata berhak mendapat bantuan tersebut

Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU/MAYONAL PUTRA
Nasir, buruh di Siak ditolak mendapatkan beras bantuan Bulog saat PPKM di Siak karena namanya tak masuk dalam data, ternyata nama istri yang terdaftar di PKH. 

“Sampai di kantor lurah, Dani ditanya oleh petugas mau ambil bantuan atas nama siapa. Lalu Dani menjawab atas nama ibunya yaitu Rayani,” lanjutnya.

“Menurut keterangan dari Dani, ibunya itu sudah meninggal dunia beberapa waktu yang lalu,” terang Wan Idris.

Petugas pun menyampaikan bahwa orangtua Dani yakni Nasir datang mau mengambil bantuan sebelumnya, tapi tidak dibilang atas nama Rayani.

Kata Wan Idris, kala itu Dani hanya tersenyum.

“Karena ia tahu bapaknya sudah tua dan mudah emosi,” kata Wan Idris.

Petugas langsung menyerahkan beras bantuan itu kepada Dani Iskandar anak dari Nasir.

Petugas juga menyampaikan jika melihat masih ada warga yang belum mengambil, selalu berkoordinasi dengan penghulu, dan RT setempat.

“Penerima bantuan beras tersebut adalah PKH dan BST, dan nama penerima yang tercantum adalah pengurus rumah tangga yaitu istri dari Nasir,” ucapnya.

“Jika dari awal Nasir menyebut ia datang atas nama istrinya tentu petugas menemukan daftar namanya,”kata Wan Idris.

Sebelumnya, diberitakan, Buruh Harian Lepas (BHL) pertamanan di Kabupaten Siak ini terpaksa meninggalkan ruangan pembagian beras Bulog bantuan sosial PPKM di kantor lurah Kampung Rempak, Kecamatan Siak, Selasa (27/7/2021) dengan menahan rasa malu.

Sebab, petugas di kantor lurah itu tidak memberikan 10 Kg beras bantuan sosial PPKM kepadanya.

BHL itu bernama Nasir, tamatan sekolah dasar (SD). Ia tinggal di RT 07 RW 01 kelurahan Kampung Rempak.

Ia merasa berhak menerima beras bantuan itu, sehingga ia datang dengan KK dan KTP di tangan.

Sesampai di pintu masuk ruangan pembagian beras, ia ikut mengantre bersama calon penerima bantuan sosial lainnya.

Petugas meminta KTP calon penerima.

Nasir mendapat giliran berdiri paling depan setelah mengantre beberapa menit. KTP elektronik yang dipegangnya diberikan kepada petugas.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved