Mengerikannya Lembah Panjshir, Benteng Terakhir Pertahanan Militan Afganistan, Berani Masuk, Mati!
Beginilah mengerikannya lembah Panjshir yang menjadi titik terakhir pertahanan militer Afganistan dari Taliban Berani masuk berarti mengantar nyawa
TRIBUNPEKANBARU.COM- Inilah Lembah Panjshir yang menjadi benteng pertahanan terakhir kelompok perlawanan AFganistan.
Lembah yang sulit ditembus baik oleh pasukan Taliban dan UniSoviet.
Lembah Panjshir menjadi wilayah yang sulit ditembus karena diapit dinding tebing yang sempit.
Sulit untuk masuk ke wilayah tersebut. Jika berani, maka hanya akan menjadi sia-sia saja.
Sebab di tebing yang tinggi penembak jitu siap menghabisi.
Baca juga: Peringatan Keras Taliban pada Pasukan AS, Segera Angkat Kaki dari Afganistan, Jika Tidak. . .
Baca juga: Permintaan Taliban Dipenuhi Pemerintah Iran, Kirim Minyak dan Gas ke Afghanistan
Lembah Panjshir ini kini menjadi klaim Taliban dan sisa militer Afganistan yang bertahan.
Militer Afganistan mengatakan mereka siap memberikan perlaanan sengit pada Taliban.
Taliban mengakui sudah mengepung wilayah tersebut dan siap melakukan negosiasi.
Saling Klaim Menang
Taliban menyatakan, mereka sudah mengepung pasukan perlawanan Afghanistan yang menghimpun kekuatan di Lembah Panjshir.
Meski begitu, mereka mengeklaim berusaha mengedepankan negosiasi daripada harus memerangi kelompok yang dikumpulkan pemerintahan yang tersisa itu.
Klaim itu muncul setelah di malam sebelumnya, kedua kubu terlibat konflik sengit. Milisi mengatakan mereka berhasil bergerak maju.
Sementara di sisi lain, mantan wakil presiden Amrullah Saleh menekankan gempuran yang mereka berikan masih cukup kuat.
Juru bicara milisi Zabihullah Mujahid di Twitter menyatakan, mereka sudah melakukan pengepungan dari tiga sisi dekat Lembah Panjshir.
"Imarah Islam berusaha menyelesaikan isu ini secara damai," klaim Mujahid sebagaimana diberitakan AFP Senin (23/8/2021) seperti dikutip dari Kompas.com
Baca juga: Taliban Ultimatum Pasukan Asing, Tak Ada Perpanjangan Waktu Evakuasi, Militer Asing Harus Keluar !
Sementara kelompok perlawanan membantah klaim itu, dan mengaku berhasil memberi serangan kejutan yang membuat Taliban mundur.
Klaim keduanya jelas tidak bisa diverifikasi media mana pun dikarenakan kontuk medannya yang begitu menantang.
Panjshir, yang dikenal karena tidak bisa ditembus Taliban maupun Uni Soviet, merupakan benteng terakhir kaum perlawanan.
Mereka berkumpul di sana di bawah komando Ahmad Massoud, putra pemimpin mujahidin terkenal Ahmed Shah Massoud.
Saleh, yang mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sah, terabadikan dalam foto tengah berbicara dengan Massoud.
Lembah itu dijaga oleh ngarai sempit. Membuat jalan masuk atau keluar menjadi sangat sulit untuk orang luar.
Jika ada yang nekat melewatinya dan mencoba melancarkan serangan, mereka hanya akan jadi mangsa empuk pasukan yang ditempatkan di tebing.
Baca juga: Bukan Taliban, AS Kini Takut dengan ISIS-K di Afganistan, Joe Biden Sebut Mereka Nyata
Juru bicara Front Perlawanan Nasional menuturkan, mereka siap untuk berkonflik namun berusaha memakai pendekatan negosiasi.
"Syarat kesepakatan damai adalah desentralisasi -- sebuah sistem yang menjamin keadilan sosial, kesetaran, hak, dan kebebasan untuk semua," papar Nazary.
(tribunpekanbaru.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/humvee-bergerak-dalam-konvoi-di-daerah-parakh-di-bazarak-provinsi-panjshir.jpg)