Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Rusia Turun Tangan Usai Taliban Masuk ke Afganistan, Kerahkan Ribuan Tentara, Ini yang Dilakukan

Sejak Taliban masuk ke Afganistan, negara itu mulai kacau. Rusia langsung turun tangan dengan mengerahkan ribuan tentara. Ini yang akan dilakukan

Editor: Budi Rahmat
Gambar oleh Amber Clay dari Pixabay
ILustrasi Militer, Rusia siap turunkan ribuan tentara 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Rusia turun tangan setelah kondisi di Afganistan kian tak terkendali.

Usai Taliban kuasai wilayah Afganistan, kondisi disana semakin kacau.

Kelompok radikal mulai melakukan serangkaian kajahatan.

Terbaru adalah bom bunuh diri yang dilakukan oleh ISIS-K atau ISIS Khorasan.

Aksi kejam tersebut mengakibatkan seratusan orang tewas termasuk militer Amerika Serikat.

Baca juga: LGBTQ Afghanistan Merasa Sudah Berada Di Neraka Saat Taliban Berkuasa

Kenyataan yang membuat AS berang. Joe Biden bahkan dengan tegas mengatakan akan membutu para pelaku.

Nah, melihat ketegangan yang bakal terus terjadi di Afganistan, Rusia langsung turun tangan.

Mereka merencanakan akan menggelar latihan militer bersama di dua wilayah yang dekat dengan Afganistan.

Latihan tersebut akan melibatkan ribuan tentara.

Rusia bakal mempererat koordinasi dan kerja sama dengan negara-negara anggota Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) mengingat situasi Afghanistan yang berpotensi meningkatkan risiko keamanan regional.

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Sabtu (28/8/2021) sebagaimana dilansir Reuters.

Hengkangnya pasukan AS dari Afghanistan mau tak mau juga menciptakan masalah keamanan bagi Moskwa dan kawasan Asia Tengah.

Gerakan perlawanan Afghanistan dan pasukan pemberontakan anti-Taliban berpatroli di sepanjang jalan di Rah-e Tang di provinsi Panjshir pada 25 Agustus 2021 setelah pengambilalihan militer Taliban atas Afghanistan.
Gerakan perlawanan Afghanistan dan pasukan pemberontakan anti-Taliban berpatroli di sepanjang jalan di Rah-e Tang di provinsi Panjshir pada 25 Agustus 2021 setelah pengambilalihan militer Taliban atas Afghanistan. (Ahmad SAHEL ARMAN / AFP)

Pasalnya, negara-negara pecahan Uni Soviet di Asia Tengah khawatir paham radikal semakin menyebar setelah Taliban menduduki Kabul pada 15 Agustus.

Oleh sebab itu, Shoigu mengatakan pihaknya telah meningkatkan kontak dengan anggota-anggota CSTO.

Baca juga: Lari Dari Taliban, 170 Rakyat Afghanistan Malah Jadi Korban Pembantaian ISIS

CSTO sendiri merukan sebuah aliansi yang dipimpin Moskwa yang terdiri atas enam negara pecahan Uni Soviet.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved