Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Bukan Salah AS, Parahnya Korupsi di Afganistan yang Sebabkan Militernya tak Berkutik Hadapi Taliban

Usai militer AS menarik diri, ternyata barang peninggalan AS malah dijual untuk dikorupsi. Pantas saja militer Afganistan tak berdaya lawan Taliban

Editor: Budi Rahmat
Capture CNN via Getty Images
Kota Kandahar di Afghanistan menyerah ke Taliban 

"Saya ingin menegaskan, pasukan Afghanistan berjuang keras. Adalah politisi yang kalah dalam perang, bukan militer atau kepolisian," kata dia.

Perwira tingkat menengah ini mengungkapkan, bukan penarikan dukungan ataupun personel militer asing yang membuat moral mereka merosot, melainkan karena lemahnya kepemimpinan di Afghanistan, ditambah korupsi yang merajalela di seluruh jajaran badan keamanan.

Baca juga: Begini Jawaban Taliban Ketika Ditanya Sosok Wanita yang Masuk ke Dalam Kabinet yang Baru

Baca juga: Penyanyi Folk Asal Afghanistan Fawad Andarabi Disebut Telah Tewas Dibunuh Taliban

Dia menceritakan titik balik kemerosotan mereka ketika Presiden Ashraf Ghani berkunjung ke Mazar-i-Sharif pada 11 Agustus.

Di sana, Ghani melakukan pertemuan dengan Ata Mohammad Noor dan Abdul Rashid Dostum, yang merupakan panglima milisi setempat.

Ghani menjanjikan 15 juta Afghanis atau 130.000 poundsterling (Rp 2,5 miliar) untuk dukungan tambahan orang yang bersedia melawan Taliban.

"Jumlah itu hampir tidak cukup untuk membiayai pengeluaran mereka, dan melemahkan niat mereka membela tanah dan negaranya," keluh Rezai.

Milisi bersenjata Afghanistan yang mendukung pasukan keamanan Afghanistan melawan Taliban berdiri dengan senjata dan kendaraan Humvee mereka di daerah Parakh di Bazarak, provinsi Panjshir pada 19 Agustus 2021.
Milisi bersenjata Afghanistan yang mendukung pasukan keamanan Afghanistan melawan Taliban berdiri dengan senjata dan kendaraan Humvee mereka di daerah Parakh di Bazarak, provinsi Panjshir pada 19 Agustus 2021. (Ahmad SAHEL ARMAN / AFP)

Tiga hari kemudian, Mazar-i-Sharif yang merupakan salah satu benteng terkuat di utara Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.

Keesokan harinya atau pada 15 Agustus, ibu kota Kabul jatuh juga dan Presiden Ashraf Ghani melarikan diri.

Dari pengasingannya di Uni Emirat Arab, Ghani membantah bahwa dia sudah meninggalkan Kabul dengan koper penuh uang.

Akan tetapi, Kolonel Rezai tidak memercayai ucapannya. Dia mengatakan, sejak awal Ghani tidak serius mengurus negara.

"Sejak hari pertama, korupsi merupakan hal yang dia lakukan," jelas Rezai dalam wawancara yang dipublikasikan pada Minggu (29/8/2021).

Dalam laporannya, intelijen AS menerangkan korupsi yang terjadi secara endemik di politik dan militer berkontribusi atas jatuhnya Afghanistan.

Rezai mengisahkan, bahkan setelah pasukan asing menarik diri, beberapa barang yang ditinggalkan kemudian dijual dan segelintir orang mengantongi uangnya.

Baca juga: Berbalik Mendukung, Sosok Orang-orang Terkenal di Afganistan Ini Malah Ingin Bicara dengan Taliban

Si perwira mengatakan, jika dia mau, dia bisa menceritakan semua sektor yang para pejabatnya melakukan rasuah.

Rezai yakin, banyak rakyat Afghanistan yang menentang Taliban, dan pemerintahan milisi itu takkan berlangsung lama.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved