Ini Sosok Wanita yang Berani Wawancarai Pejabat Taliban, Begini Nasibnya Usai Kabur dari Afganistan
Usai wawancarai pejabat Taliban, wanita ini kemudian memilih kabur dari afganistan. Ternyata beginilah nasibnya kini dalam pengungsiaannya
TRIBUNPEKANBARU.COM- Inilah sosok perempuan pertama yang sempat melakukan wawancara dengan penajabt Taliban.
Setelah aksi tersebut ia kemudian melarikan diri dari Afganistan karena khawatir dengan kebijakan Taliban.
Siapa sangka, ternyata wawancaranya tersebut memiliki arti yang luar biasa bagi perempuan ini.
Ia bahkan bisa menceritakan bagaimana wawancara tersebut terjadi disaaat ia diliputi kekhawatiran pandangan orang Taliban pada wanita.
Namun setelah ia melarikan diri, beginilah nasibnya kini.
Baca juga: Singa Lembah Panjshir Siap Perang dengan Taliban, Begini Kekuatan Mereka
Baca juga: TalibanTak Berdaya, Hanya Mampu Mengepung, Ujung-ujungnya Ajak Pasukan Khusus Afganistan Berunding
Ia sekarang dilaporkan berada di Doha, Qatar tempat ia kemudian menyelamatkan diri.
Seperti dikutip dari Kompas,.com, penyiar televisi Afghanistan Beheshta Arghand, yang mewawancarai seorang pejabat Taliban secara langsung setelah jatuhnya Kabul, dikabarkan melarikan diri ke Qatar.
Dia menceritakan bagaimana para militan mendorong para perempuan keluar dari jurnalisme.
"Taliban tidak menerima wanita. Ketika sekelompok orang tidak menerima Anda sebagai manusia, mereka memiliki gambaran di benak mereka tentang Anda, itu sangat sulit,” kata Arghand, dilansir Guardian.
Wawancara Arghand adalah kudeta propaganda untuk Taliban yang menjadi berita utama di seluruh dunia.
Para militan bertujuan untuk menunjukkan wajah yang lebih moderat karena mereka berjanji untuk menghormati hak-hak perempuan.
Tapi Arghand telah menceritakan bagaimana di luar kamera, hal itu segera runtuh, sekitar seminggu sebelum hidupnya berubah menjadi mimpi buruk.
Taliban memerintahkan majikannya, Tolo News, untuk membuat semua wanita mengenakan jilbab--menutupi kepala mereka dengan rapat tetapi membiarkan wajahnya terbuka.
Taliban juga menangguhkan jangkar wanita di stasiun lain.
Baca juga: Perkuat Diplomasi, BIN Menyusup ke Taliban di Afghanistan
Dia mengatakan kelompok itu meminta media lokal untuk berhenti berbicara tentang pengambilalihan dan kekuasaan mereka.
