Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ini Sosok Wanita yang Berani Wawancarai Pejabat Taliban, Begini Nasibnya Usai Kabur dari Afganistan

Usai wawancarai pejabat Taliban, wanita ini kemudian memilih kabur dari afganistan. Ternyata beginilah nasibnya kini dalam pengungsiaannya

Editor: Budi Rahmat
Gambar oleh Amber Clay dari Pixabay
Gadis Afganistan 

“Bila Anda tidak dapat mengajukan pertanyaan yang mudah, bagaimana Anda bisa menjadi seorang jurnalis?” ujarnya.

Banyak rekan-rekannya telah meninggalkan negara itu meskipun Taliban menjamin bahwa kebebasan media meningkat setiap hari.

Taliban juga menyebut bahwa perempuan akan memiliki akses ke pendidikan dan pekerjaan.

Namun Arghand, segera menyusul, bersama ibu, saudara perempuan dan saudara laki-lakinya kabur dari Afghanistan.

Mereka bergabung dengan puluhan ribu orang asing dan warga negara Afghanistan yang mengambil bagian dalam evakuasi kacau yang dipimpin AS.

“Saya menelepon Malala Yousafzai dan bertanya apakah dia bisa melakukan sesuatu untuk saya,” katanya.

Yousafzai, yang telah dia wawancarai, membantu memasukkannya ke dalam daftar pengungsi Qatar.

Pemenang Nobel ini selamat ditembak oleh seorang pria bersenjata Taliban Pakistan pada 2012 karena kampanyenya untuk pendidikan perempuan dan anak perempuan.

Arghand ingat bagaimana dia menyesuaikan jilbabnya agar terlihat lebih tradisional ketika seorang pejabat Taliban muncul tanpa diundang, di studionya.

Dia meminta untuk diwawancarai. Itu terjadi hanya dua hari setelah kelompok Islam mengambil alih Kabul.

“Saya melihat mereka datang. Saya kaget, saya kehilangan kendali. Saya berkata pada diri sendiri bahwa mungkin mereka datang untuk bertanya mengapa saya datang ke studio," ujar Arghand.

Baca juga: Islamofobia Di India Meningkat Pasca Taliban Kuasai Afghanistan, Nasib Muslim Semakin Nelangsa

“Untungnya saya selalu mengenakan pakaian panjang di studio karena kami memiliki orang yang berbeda dengan pikiran yang berbeda,” kata wanita berusia 23 tahun itu kepada Reuters di Doha, tempat dia tinggal sejak melarikan diri dari Afganistan pada 24 Agustus.

Dia melihat ke bawah ke tubuhnya untuk memastikan bahwa tidak ada bagian lain yang terlihat dan mulai melontarkan pertanyaannya.

Arghand menjadi jurnalis wanita Afghanistan pertama yang menanyai anggota kelompok garis keras itu.

Menengok ke belakang, Arghand menyadari betapa dirinya mencintai negaranya dan profesi yang dia pilih daripada keberatan keluarganya.

“Ketika saya duduk di pesawat, saya berkata pada diri sendiri bahwa sekarang saya sudah tidak punya apa-apa,” katanya.

(Tribunpekanbaru.com)

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved