Amerika Serikat Sok-sok Ikut Campur, Taiwan Sebut Tanpa Sekutu Mereka Tetap Kuat, China Siap Perang
Amerika Serikat sok ikut campur. Padahal Taiwan mengatakan tanpa bantuan sekutu mereka siap hadapi manuver China. Perang dunia ketiga kapanpun pecah
Biden kemungkin mengacu pada kebijakan lama Washington, di mana AS secara resmi mengakui Beijing daripada Taipei, dan Taiwan Relations Act.
Kesepakatan itu memperjelas keputusan AS untuk membangun hubungan diplomatik dengan Beijing alih-alih Taiwan, yang bertumpu pada harapan bahwa masa depan Taiwan akan ditentukan dengan cara damai.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Selasa (5/10/2021) bersumpah akan “melakukan apa pun yang diperlukan”, untuk menjaga Taiwan dari invasi.
Di saat yang sama, dia menunjukkan bahwa tanpa bantuan dari sekutu negara itu, “otoritarianisme lebih unggul daripada demokrasi.
Panasnya ketegangan Taiwan-China ini terjadi ketika kapal induk Inggris HMS Queen Elizabeth ('Big Lizzie') berlayar di Laut Filipina, dalam latihan bersama dengan dua kapal induk AS: USS Ronald Reagan dan USS Carl Vinson dan kapal perusak helikopter Jepang JS Ise.
Armada, yang juga mencakup sejumlah kapal perang dari enam negara berbeda secara total, berlatih bersama selama akhir pekan di kawasan itu di tengah meningkatnya ketegangan.
Pelayaran oleh angkatan laut Inggris dan Amerika baru-baru ini melalui Selat Taiwan.
Belum lagi pakta pertahanan Aukus baru, yang telah membuat marah Beijing dan memicu lebih banyak unjuk kekuatan di Laut Cina Selatan.
Presiden Xi Jinping menggambarkan perebutan demokrasi pulau yang diperintah sendiri, sebagai 'tak terhindarkan'. Beijing telah meningkatkan tekanan pada Tsai sejak dia terpilih pada 2016 atas mandat Taiwan yang “independen”.
Dalam propaganda lainnya pada Senin (4/10/2021), The Global Times memuat sebuah artikel yang menanyakan “apakah Australia bersedia menemani Taiwan ... menjadi umpan meriam”.
Tulisan itu dibuat setelah menteri luar negeri China meminta bantuan untuk mempersiapkan pembelaannya, atas operasi pesawat militer negaranya.
Australia menerima kemarahan China selama beberapa minggu terakhir setelah menandatangani aliansi baru dengan Inggris dan AS.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Washington dan London setuju untuk berbagi teknologi kapal selam nuklir dengan Canberra.
Baca juga: Ogah Bergabung Dengan China, Tsai Ing Bongkar Dampak Buruknya Jika Taiwan Jatuh Ke Tangan Panda
Baca juga: Keluarga Presiden Sibuk Nimbun Kekayaan, Negara Ini Harus Kasih Pelabuhan ke China Bayar Utang
Beijing marah dengan langkah itu karena secara dramatis akan menggeser keseimbangan kekuatan di Laut Cina Selatan. Kawasan itu telah lama diperjuangkan China, untuk mendapatkan pengaruh dengan Barat atas negara-negara kecil seperti Taiwan, Vietnam dan Filipina.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Selasa (5/10/2021), presiden Taiwan Tsai mengatakan: “Mereka harus ingat bahwa jika Taiwan jatuh, konsekuensinya akan menjadi bencana besar bagi perdamaian regional dan sistem aliansi demokratis.”
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/jet-tempur-f5e-taiwan.jpg)