Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Korban Banjir Sintang Bertahan 2 Minggu di Kandang Hewan, Pengungsi Sebut Air Setinggi Leher

Dua kepala keluarga memanfaatkan kandang ternak sebagai tempat pengungsian menyusul banjir yang melanda Kabupaten Sintang, Kalbar sebulan terakhir.

Editor: CandraDani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/AGUS PUJIANTO
Dua kepala keluarga di Kelurahan Akcaya 1, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, mengungsi dan tidur sementara di bekas kandang hewan ternak akibat rumahnya terendam banjir, Jumat 19 November 2021. 

Dampak korban jiwa di Kabupaten Melawi tercatat 28.278 KK atau 108.455 jiwa terdampak dan 4 warga meninggal dunia, sedangkan kerugian material mencakup rumah terdampak 27.621 unit dan fasilitas umum 104 unit.

Lokasi terdampak banjir di kabupaten ini yaitu Kecamatan Menukung, Tanah Pinoh, Tanah Pinoh Barat, Nanga Pinoh, Sayan, Pinoh Selatan, Pinoh Utara, Ella Hilir, Belimbing, Belimbing Hulu dan Sokan.

Banjir Kabupaten Sintang

Wilayah lain yang terdampak di Provinsi Kalbar yaitu Kabupaten Sintang.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Sintang pada Kamis kemarin tinggi muka air berangsur surut 50 cm, sedangkan di kawasan bantaran Sungai Melawi mengalami penurunan yang sama sekitar 50 cm.

Dampak terakhir yang tercatat oleh BPBD Kabupaten Sintang yaitu populasi terdampak 33.818 KK atau 112.962 jiwa, warga mengungsi 7.545 KK atau 25.884 jiwa.

Mereka yang mengungsi berada di 32 pos pengungsian. Korban meninggal dunia sebanyak 4 jiwa.

"Terkait dengan kerugian material, pihak BPBD setempat masih terus melakukan pendataan di lapangan. Data sementara per hari ini menyebutkan rumah terdampak 35.807 unit, jembatan rusak berat 5 unit, jembatan rusak sedang 1 unit dan gardu padam 61 unit. Total jumlah gardu yang sempat padam berjumlah 77 unit, sedangkan 16 unit telah berfungsi normal," kata Abdul Muhari.

Dua belas kecamatan terdampak di Kabupaten Sintang yaitu Kecamatan Sintang, Kayan Hulu, Kayan Hilir, Binjai Hulu, Tempunak, Kelam Permai, Sei Tebelian, Ketungau Hilir, Sepauk, Dedai, Serawai dan Ambalau.

Menurut identifikasi BPBD kabupaten, masih ada desa yang terisolir akibat banjir meluas ini.

Genangan di Beberapa Wilayah Kabupaten Sekadau Berangsur Surut

Sementara itu, laporan BPBD Kabupaten Sekadau menyebutkan genangan berangsur surut di beberapa wilayah.

Seiring dengan kondisi tersebut, sebagian warga yang sempat mengungsi kembali ke rumah masing-masing. Pengungsian warga yang tercatat sebanyak 915 KK atau 3.311 jiwa.

Pusdalops BNPB masih menunggu data terkini jumlah warga yang masih mengungsi maupun titik-titik wilayah yang genangan banjirnya mulai surut.

Dampak banjir di wilayah ini tercatat populasi terdampak berjumlah 5.518 KK atau 19.601 jiwa dan warga meninggal dunia 1 jiwa.

Sedangkan kerugian material BPBD masih terus melakukan pemutakhiran data infrastruktur terdampak. Data sementara tercatat jumlah rumah terdampak mencapai 5.518 unit

Pemerintah Kabupaten Sekadau masih menetapkan status tanggap darurat di wilayahnya hingga 30 November 2021.

Kondisi ini dapat diperpanjang apabila kondisi semakin memburuk.

Selama masa tanggap darurat ini, pemeirntah daerah melayani warga terdampak, khususnya mereka yang masih mengungsi.

Kecamatan terdampak dengan sejumlah desa ini, antara lain Kecamatan Sekadau Hilir, Belitang, Belitang Hilir dan Sekadau Hulu.

"BNPB terus memberikan dukungan, seperti bantuan sumber daya berupa personel, logistik maupun dana siap pakai. Hingga kini, personel BNPB masih berada di wilayah terdampak bersama dengan BPBD tiga kabupaten," ujar Abdul.

Bangun Geobag

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya bakal memasang geobag sebagai tanggul sementara di bantaran sungai kapuas dan Melawi untuk mengantisipasi banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

"Saya baru lihat (lokasi banjir) sebagian. Dan ini saya kita kota sintang-nya (jalan lintas melawi). Kalau dilihat (dari peta kota sintang) ini dalam perjumpaan 2 sungai kapuas dan melawi di sini yang (menyebabkan) banjir. Saya ingin coba diukur dulu dengan geobag. Karena prediksinya BMKG, akan ada lagi La Nina bulan Februari, jauh lebih besar menurut prediksi. Jadi saya akan segera bikin ini dengan geobag, yang panjang seperti yang kita bikin di luwu utara. Mudah-mudahan lebih cepat (selesai). Tolong masyarakat kerjasamanya yang baik," kata Basuki usai meninjau lokasi banjir di Kabupaten Sintang, Kamis 18 November 2021.

Basuki, belum menyebut panjang Geobag yang akan dipasang. Menurutnya, Balai Wilayah Sungai (BWS) yang akan segera mengukurnya.

"Teman saya dari balai sungai akan mengukur. Geobag yang panjang, itu lebih kuat. Mudah-mudahan ini salah satu (solusinya). Soal berapa panjang ini masih mau diukur," jelasnya.

Geobag atau bantalan penahan air kata Basuki solusi jangka pendek mengatasi banjir di Kota Sintang.

"Ini solusi jangka pendek. Soal kerusakan lingkungan, daya tampung air, saya kira itu nanti. Yang penting saya menghadapi Januari-Februari 2021 (banjir besar efek La Nina) supaya jangan terulang lagi, minimal tidak lebih parah dari ini," tegasnya.

Soal peninggian badan jalan, Basuki menyebut tidak bisa diperbaiki. Hal ini justru akan memperarah pemukiman penduduk.

"Kalau badan jalan seperti ini tidak bisa diperbaiki. Pertama kali saya harus mengendalikan banjnir ini. Kita atasi dulu biar (ruas jalan) tidak tergenang. Kalau bisa diatasi banjirnya ndak perlu ditinggikan (jalan Lintas Melawi)," ujar Basuki. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul Korban Banjir Sintang 2 Minggu di Kandang Hewan Ternak! Ada 5 Anak dan Satu Anak Usia Setahun

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved