Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Tengah Malam Buta Dikejar Aparat, Pekerja Migran Kaget Saat Kapal Ditabrakkan Tekong ke Hutan Bakau

Delapan pekerja migran, 7 wanita dan seorang pria yang hendak diselundupkan ke Malaysia berhasil digagalkan oleh Satpolairud Barelang pekan lalu.

Editor: CandraDani
ISTIMEWA
Satpolairud Polresta Barelang Batam berhasil menyelamatkan delapan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang hendak diselundupkan ke Malaysia melalui perairan Belakangpadang, Kamis (18/11/2021) malam. 

Mereka adalah Nurhayati, Siti Hajah, Fatimah, Dwi Wahyuni, Maya Apriyanti, Marfuahtum Muthoaroh, Kuncoro Rini Maruti. Sedangkan pria bernama Eko Purwoko.

Nurhayati ketika ditemui Tribun mengaku tidak tahu-menahu kalau dirinya akan menjadi korban perdagangan manusia.

Wanita asal Lombok ini mengatakan, awalnya dia diajak seorang agen untuk bekerja ke Malaysia dengan gaji besar tanpa dipungut biaya.

Tergiur bayaran mahal bekerja di negeri orang, Nurhayati kemudian mengiyakan ajakan agen tersebut. Berangkatlah dirinya dari Lombok ke Surabaya.

Di Surabaya ia diinapkan beberapa hari dan kemudian diterbangkan ke Kota Batam.

"Di Surabaya saya bertemu dengan teman-teman lain yang hendak berangkat ke Malaysia juga," sebutnya.

Sesampai di Batam, akhirnya dia diberitahu kalau dia tidak akan diberi gaji selama empat bulan jika sudah bekerja di Malaysia.

Ia sempat panik dan ingin pulang ke Lombok.

Namun apa boleh buat, Nurhayati tidak mempunyai uang sepeser pun untuk kembali ke kampung halaman.

"Saya mulai merasakan ada yang tidak beres saat tiba di Batam. Sebab, katanya saya tidak akan digaji empat bulan sebagai pengganti biaya saya ke Malaysia. Saya juga baru tahu di sini kalau ke Malaysia lewat jalur gelap. Mau balik tak ada uang untuk ongkos. Akhirnya saya pasrah saja,” katanya.

Ia merasa beruntung setelah polisi berhasil menemukannya di tengah laut saat hendak berangkat ke Malaysia.

Nurhayati mengaku ketakutan saat kapal yang ditumpanginya melaju cepat saat dikejar petugas polisi.

“Saya pikir saya akan mati. Saya langsung ingat anak dan suami di kampung,” katanya.

Nurhayati mengatakan, ia masih mempunyai anak kecil yang berumur satu tahun.

"Anak saya masih ada yang kecil, saya ingat dia malam itu. Kalau saya mati di laut karena kapal terbalik, saya nggak akan ketemu lagi dengan dia. Saya takut sekali,” sebutnya.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved