Pelecehan mahasiswi UNRI
Rekonstruksi Kasus Cabul 'Bibir Mana Bibir' dengan Tersangka Dekan FISIP UNRI, Mahasiswi Nangis
Mahasiswi HI sempat nangis saat jalani rekonstruksi kasus cabul, 'bibir mana bibir' dengan tersangka Dekan FISIP UNRI
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional (HI) FISIP UNRI berinisial L (21), sempat menangis saat mengikuti kegiatan rekonstruksi yang digelar polisi, terkait kasus pencabulan yang dialaminya.
Dalam kasus ini, penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) selaku pihak yang menangani perkara, telah menetapkan Dekan FISIP UNRI, Syafi Harto sebagai tersangka.
Proses rekonstruksi dilaksanakan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus yang viral lewat kalimat 'bibir mana bibir' ini.
Kalimat itu, disebut-sebut sempat diucapkan Syafri Harto kepada korban dalam melakukan aksi cabulnya.
Rian Sibarani, kuasa hukum korban dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pekanbaru menuturkan, proses rekonstruksi berlangsung sekitar 1 sampai 2 jam, pada hari Selasa (23/11/2021) kemarin.
Rekonstruksi dilaksanakan mulai siang sampai sore hari.

Disebutkan Rian, rekonstruksi dengan 36 adegan itu, bertempat di gedung FISIP UNRI, di antaranya di ruangan Dekan.
"Di beberapa adegan, dia (korban) agak kesusahan atau berat untuk menyampaikan atau memperagakan. Karena dia harus flashback atau mengingat kejadian itu lagi," kata Rian Sibarani, Kamis (25/11/2021).
Lanjut Rian, adegan yang tidak ada sentuhan fisik yang menjurus ke pelecehan, korban masih bisa memperagakan.
Tapi memasuki adegan, seperti ada terlontar kalimat "I love you" dari pelaku, sampai dia dicium, dia agak berat memperagakan.
"Tersangka pakai pemeran pengganti. Pas adegan 29 apa 30 gitu, dia menelepon Sekjur (Sekretaris Jurusan, red) untuk menceritakan kalau dia dilecehkan, di situ korban nangis," ungkap Rian.
Karena kondisi itu disebutkan Rian, penyidik pun memutuskan untuk melanjutkan ke adegan berikutnya.
Disinggung soal adegan saat pelaku mengatakan 'bibir mana bibir', Rian tak terlalu ingat itu adegan ke berapa. Hanya dia memastikan, adegan itu masuk dalam rekonstruksi kemarin.
Dijelaskan Rian, respon korban saat mengetahui harus mengikuti kegiatan rekonstruksi, dia sempat bingung.
Karena sebelumnya, korban juga sudah pernah menjalani rekonstruksi.