Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

MOMOK Cina, Klaimnya bikin Banyak Negara Ketakutan, Filipina sampai Beli Anti Rudal, Ada Apa?

Klaim Cina benar-benar menjadi momok bagi negara lainnya. Salah satunya Filipina. Mereka sampai rela beli sistem anti rudal dari negara India

Editor: Budi Rahmat
AFP/TED ALJIBE
Foto udara daratan buatan China, Karang Subi di Kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan. AS menyebut Beijing akan membangun tujuh pangkalan militer di jalur laut yang disengketakan. 

Sistem itu akan bertindak sebagai pencegahan bagi calon agresor karena "Anda dapat mencapai target dari jauh", katanya kepada AFP.

Analis militer dan sejarawan Jose Antonio Custodio mengatakan kepada AFP bahwa sistem itu kemungkinan akan ditempatkan di sisi barat pulau utama Luzon atau di pulau Palawan. Tetapi dia mengesampingkan pulau-pulau Spratly karena "kurangnya tempat penyembunyian".

Ketegangan di Laut Cina Selatan meningkat tahun lalu, dengan Manila dan Beijing saling menuduh terjadi pelanggaran teritorial.

Baca juga: Konflik di Laut China Selatan, Benarkah Malaysia & China Sudah Siap Perang? Tolak Kapal-kapal Cina

Baca juga: Bikin China Marah Besar, Diam-diam Pasukan Amerika Latih Pasukan Khusus Taiwan, Ini Ancaman Cina

China mengeklaim hampir semua jalur air, yang dilalui perdagangan triliunan dolar setiap tahun itu, bersaing dari Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.

Beijing telah mengabaikan putusan 2016 oleh Pengadilan Arbitrase Permanen yang berbasis di Den Haag bahwa klaim historisnya tidak berdasar.

Dirembak Meriam Air

Filipina pada Kamis (18/11/2021) menuduh kapal Penjaga Pantai China menembakkan meriam air ke kapal yang mengirimkan pasokan untuk personel militer Filipina di Laut China Selatan, dan memerintahkan Beijing untuk menyingkir.

Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin mengatakan, dia marah, mengecam, dan protes ke Beijing atas insiden itu, yang katanya terjadi pada Selasa (16/11/2021) ketika kapal-kapal Filipina melakukan perjalanan ke Second Thomas Shoal di Kepulauan Spratly yang diperebutkan.

"Untungnya, tidak ada yang terluka; tetapi kapal kami harus membatalkan misi pasokan mereka," kata Locsin di Twitter.

Ia menggambarkan tindakan tiga kapal China memblokade dan menggunakan meriam air sebagai ilegal.

Locsin menyebut kapal Filipina sebagai publik, menunjukkan bahwa mereka adalah kapal sipil, dan mengatakan mereka dilindungi oleh pakta pertahanan bersama dengan Amerika Serikat.

Baca juga: Bermain dengan Gajah di TWA Buluh Cina Sambil Nikmati Pemandangan Alam, Ada 7 Danau

Baca juga: Saat Amerika Serikat dan Inggris Mengganggu, Cina Pamerkan Alat Tempur Canggih dan Paling Baru

"China tidak memiliki hak penegakan hukum di dalam dan di sekitar wilayah ini," tambahnya dikutip dari AFP. "Mereka harus waspada dan menyingkir."

Ketegangan atas Laut China Selatan yang kaya sumber daya melonjak tahun ini setelah ratusan kapal China terdeteksi di Whitsun Reef, yang juga berada di kepulauan Spratly.

China mengeklaim hampir seluruh Laut China Selatan, yang dilalui komoditas perdagangan senilai triliunan dollar setiap tahun, dengan klaim yang disaingi oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.

Adapun Beijing mengabaikan keputusan pengadilan internasional 2016 yang menyatakan klaim historisnya atas sebagian besar Laut China Selatan tidak berdasar.(*)

(Tribunpekanbaru.com)

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved