Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Saat Prabowo Borong Pesawat Tempur Prancis, TERNYATA Sudah Banyak Negara yang Menolak Rafale

Meskipun berasal dari program Eurofighter yang dijalankan bersama oleh Inggris, Jerman, dan Italia, Rafale memiliki beberapa perbedaan penting.

AFP
Anggota kru berdiri di samping jet tempur Rafale di dek kapal induk Prancis Charles-de-Gaulle, di lepas pantai Toulon. Indonesia pada 10 Februari 2022 memesan 42 jet tempur Rafale dari Prancis. 

Akhirnya mereka lebih memilih F-16 dan F-18.

Untuk kegagalan tawaran Maroko, Menteri Pertahanan Prancis Herve Morin mengklaim bahwa penyebabnya adalah kecanggihan dan biaya pesawat yang berlebihan.

  Libya juga, yang pernah mempertimbangkan untuk memperoleh Rafale sebelum perang pecah di negara itu pada tahun 2011, dilaporkan menolak pesawat tempur itu demi Su-30.

Alasannya lebih hemat biaya, jauh lebih berat, dan lebih mampu yang direncanakan untuk dipesan.

Kegagalan paling menonjol dalam upaya Prancis untuk mengekspor Rafale terjadi pada 2018.

Pada saat itu, Prancis menawarkan investasi senilai 20 miliar Euro kepada Belgia jika negara itu memilih pesawat tempurnya daripada Eurofighter dan F-35A.

Pabrikan Dassault Aviation menjanjikan pengembalian ekonomi sebesar 100% dari harga pembelian selama 20 tahun dan lebih dari 5.000 pekerjaan teknologi tinggi jika Belgia membeli Rafale.

Meski begitu, Prancis kalah telak ketika Belgia lebih memilih F-35A.

Prancis pun mengungkapkan kekecewaan yang kuat.

Kekecewaan Prancis makin terasa ketika 3 negara yang memesan jet tempur Rafale tak lagi memesannya.

Misalnya Mesir. Tapi kemungkinan ini karena penggulingan pemerintah yang bersekutu dengan Barat pada tahun 2014.

Selanjutnya Qatar yang saat ini sedang mempertimbangkan pesanan lebih lanjut untuk jet F-15, dan bahkan telah menunjukkan minat pada Su-35.

Terakhir, klien ekspor ketiga Rafale, India.

India mengurangi pesanannya dari 126 jet tempur Rafale menjadi hanya 36,  buah.

Masalah ekspor jet dengan oposisi politik membuat pembelian tersebut telah menyebabkan skandal besar di dalam negeri dan tuduhan korupsi yang meluas.

Akibatnya, kini India belum menunjukkan minat untuk mengakuisisi lebih lanjut pesawat tempur Rafale.

Sumber: Grid.ID
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved