Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Gempa Turki

Update Korban Gempa Turki, 23.800 Lebih Meninggal, Pencarian Korban Selamat di Suriah Berakhir

Di Turki, jumlah korban meninggal terus dilaporkan naik menjadi 20.318 jiwa, dengan 80.052  dilaporkan terluka.

Editor: Muhammad Ridho
AFP/OMAR HAJ KADOUR
Pemandangan dari udara ini menunjukkan penduduk mencari korban dan penyintas di tengah puing-puing bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di desa Besnia dekat Harim, di provinsi Idlib barat laut yang dikuasai pemberontak Suriah di perbatasan dengan Turki, pada 6 Februari 2022. Korban meninggal akibat gempa Turki dan Suriah mencapai lebih dari 19.000 orang. Proses evakuasi saat ini masih berlanjut. 

Tetapi itu tergantung pada cedera yang mereka alami, bagaimana tembok menimpa mereka dan kondisi cuaca.

Sebagian besar proses penyelamatan terjadi dalam 24 jam pertama setelah bencana. 

Setelah itu, peluang bertahan hidup turun seiring berlalunya hari, kata para ahli.

Banyak korban terluka parah atau terkubur oleh batu yang jatuh atau puing-puing lainnya yang menimpa tubuh mereka.

Kebutuhan untuk mendapat air dan udara untuk bernafas merupakan faktor penting, bersama dengan cuaca. 

Kondisi musim dingin di Suriah dan Turki telah menghambat upaya penyelamatan dan suhu turun jauh di bawah titik beku.

“Biasanya, sangat jarang menemukan orang yang selamat setelah hari kelima hingga ketujuh, dan sebagian besar tim SAR akan mempertimbangkan untuk berhenti pada saat itu,” kata Dr Jarone Lee, dokter spesialis keadaan darurat dan bencana di Rumah Sakit Umum Massachusetts, dikutip dari Associated Press.

”Tapi, ada banyak cerita tentang orang yang bertahan hidup melewati batas tujuh hari. Sayangnya, ini biasanya kasus yang jarang dan luar biasa,″ tambahnya.

Orang-orang dengan cedera akibat benturan dan mati rasanya anggota tubuh, akan menghadapi  kelangsungan hidup yang paling kritis, kata Dr George Chiampas.

Ia merupakan seorang spesialis pengobatan darurat di sekolah kedokteran Feinberg Universitas Northwestern.

"Jika Anda tidak menarik mereka keluar dalam satu jam, di jam emas itu, peluang bertahan hidup sangat rendah," katanya.

Chiampas mengatakan, mereka yang memiliki penyakit lain, yang kesehatannya bergantung pada obat-obatan, juga menghadapi peluang yang sama.

Setelah gempa bumi dan tsunami Jepang tahun 2011, seorang remaja dan neneknya yang berusia 80 tahun ditemukan dalam keadaan hidup setelah sembilan hari terperangkap di rumah mereka yang rata dengan tanah. 

Di 2010 dalam bencana gempa Haiti, seorang gadis  berusia 16 tahun diselamatkan dari reruntuhan setelah 15 hari.

Kondisi mental juga dapat mempengaruhi kelangsungan hidup. 

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved