Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Jet Pengintai Rusia A-50U AWACS Hancur Dihantam Drone di Pangkalan Udara Machulishchy di Belarusia

Jet A-50U Airborne Warning and Control System (AWACS) milik rusia hancur dihantam serangan drone di Belarus Minggu (26/2/2023) malam kemarin.

Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Ilham Yafiz
youtube
Jet Pengintai Rusia A-50U AWACS Hancur Dihantam Drone di Pangkalan Udara Machulishchy di Belarusia 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Jet A-50U Airborne Warning and Control System (AWACS) milik rusia hancur dihantam serangan drone di Belarus Minggu (26/2/2023) malam kemarin.

Jet A-50U AWACS yang hancur tersebut dihantam saat parkir di pangkalan udara Machulishchy di Belarus.

Diberitakan eurasiantimes, laporan awal mengklaim bahwa serangan itu dilakukan oleh kelompok partisan Belarusia yang berpihak pada Ukraina, BYPOL.

Organisasi tersebut kemudian mengaku bertanggung jawab dan mengonfirmasi serangan tersebut.

Kerusakan pada Jet AWACS A-50 juga kurang lebih luas dan akan membuatnya tidak dapat diterbangkan untuk jangka waktu yang lama.

BYPOL dilaporkan menggunakan dua drone dalam operasi "sabotase" dan mengeksploitasi ukuran "besar" pesawat tersebut.

“Kami mencatat bahwa A-50U adalah target yang cukup 'nyaman' karena kubah fiberglassnya yang besar (berdiameter lebih dari 10 meter), tempat antena berputar dari sistem radar Shmel berada,” cuit Proyek Hajun Belarusia.

Pembuatan drone yang digunakan dalam serangan itu tidak diketahui, tetapi laporan tidak menunjukkan UAV besar seperti Tu -141 Strizh yang digunakan Ukraina di masa lalu untuk menyerang pangkalan udara Rusia.

Pesawat sebesar itu akan meninggalkan kerusakan parah, puing-puing, dan kemungkinan korban manusia.

Drone komersial yang dimodifikasi, dengan bahan peledak diikatkan padanya, adalah salah satu kemungkinan, karena telah menjadi praktik khas Ukraina selama perang.

Badan keamanan Belarusia kemudian menemukan sebuah tas dengan panel kontrol drone, yang mengkonfirmasi tindakan sabotase tersebut.

Baik Moskow dan Minsk sekarang mungkin akan memperlakukan ini sebagai aksi teroris.

Rusia telah lama menuduh Ukraina menggunakan metode yang diklaim memenuhi syarat sebagai taktik "teroris" setelah pembunuhan warga sipil di wilayah Rusia (Daria Dugina) dan pemboman Jembatan Kerch.

( Tribunpekanbaru.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved