Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Kepulauan Meranti

Buah Hati Meninggal, Pasutri Asal Kepulauan Meranti Laporkan Manajemen RSUD Arifin Achmad

Pasutri asal Kabupaten Kepulauan Meranti melaporkan seorang dokter di RSUD Arifin Achmad Riau setelah buah hatinya meninggal saat dirawat di RSUD itu

Penulis: Teddy Tarigan | Editor: Nurul Qomariah
Istimewa
Hendra (36) dan Rozita (34) warga Jalan Manggis, Selatpanjang Kepualuan Meranti melaporkan dokter di RSUD Arifin Achmad Riau ke Polda Riau, Sabtu (3/3/2023) karena ketidakpuasan atas pelayanan di RSUD Arifin Achmad hingga sang buah hati meninggal dunia. 

Ayah almarhum kemudian pergi ke ruang Poli Anak membawa kertas tanpa ada penjelasan, dan kembali pergi ke ruang anastesi mengantar berkas dari dr Fathar.

Lalu ke ruang anastesi lagi sesuai jadwal dan pukul 14:45 WIB, kembali lagi ke ruang Poli Onkologi tetapi dr Fathar belum ada.

Kemudian perawat Mimi menyuruh orang tua Almarhum ke ruang Dahlia karena keesokan hari menjalani CT scan dan lain-lain.

Selanjutnya, setiba di diruang Dahlia pukul 15. 00 WIB, satu perawat atau dokter laki-laki saat itu juga merasa heran dan mengatakan, anak bapak kan sudah di CT scan kenapa harus di CT scan lagi.

Lalu ia menghubungi dr Fathar menyampaikan bahwa pasien sudah di CT scan kenapa di CT scan lagi.

"Sekitar pukul 17:00 WIB ayah almarhum disuruh pulang bawa anak saya dan tidak bisa rawat inap di sini, dan disuruh datang lagi oleh dr.Fathar pada hari Senin (13/2/2023) dan membawa hasil CT scan yang lama tanggal (18/1/2023)," ungkapnya.

Setelah itu, pada hari Senin (13/02/2023) pukul 07:00 WIB pagi mendaftar ke loket.

Sekira pukul 09:00 WIB bertemulah antara Ayah Almarhum dengan dr Fathar lalu ayah almarhum menyerahkan hasil CT scan yang pernah ditolaknya akhirnya itu juga yang digunakan.

Saat itu dr Fathar menyampaikan jadwal untuk tanggal 15 Februari 2023 dilakukan swab dan tanggal 16 Februari 2023 dilakukan ambil sampel di kamar operasi.

Sementara itu, pada hari Selasa (14/02/2023) sekitar pukul 10:00 WIB pagi tiba-tiba almarhum mengalami sesak nafas dan bawa ke IGD.

Mendengar informasi itu ada pasien asal meranti di untuk mendapat pertolongan medis diperlakukan seperti bola diopor ke sana sini.

Bahkan menurutnya satu anggota DPRD Provinsi Riau di ruang IGD sempat marah kepada petugas di IGD.

Saat itu petugas IGD melakukan pemeriksaan hanya menggunakan alat yang dijepit di jari tangan almarhum dan tidak dipasang O2. Dokter IGD mengatakan tidak apa-apa.

Sekira pukul 11.30 WIB dokter IGD menyuruh pulang, begitu juga pada hari Rabu (15/02/ 2023) mendaftar ke loket kemudian lanjut ke Labor tes SWAB lalu disuruh pulang.

Setelah itu, pada Kamis (16/02/2023) setekah berjam-jam menunggu dan sekitar pukul 10:00 WIB dr Fathar tiba dan mengambil sempel yang dilakukan di kamar operasi lalu ditutup dan hanya pakai perban saja dan tidak dijahit.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved