Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Banjir di Riau

Stok Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil Korban Banjir Habis, Pemprov Riau Ajukan Bantuan

Stok makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil di Dinas Kesehatan Provinsi Riau sudah habis.

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: M Iqbal
Tribunpekanbaru.com/Theo Rizky
Sejumlah warga korban banjir juga sudah menderita berbagai penyakit, seperti gatal-gatal, batuk-batuk serta diare.Tribunpekanbaru.com/Theo Rizky 

Ditanya selain lima kabupaten itu apakah daerah lainnya yang mengusulkan bantuan obat-obatan, Ibeng menyatakan sudah ada daerah mengusulkan. 

"Rata-rata daerah terdampak sudah menyampaikan permintaan. Tapi yang baru kita kirim lima daerah itu. Karena yang lain masih kita data ketersediaan obat-obatan nya di Laboratorium Farmasi," katanya.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat, khususnya korban banjir agar tetap waspada dan menjaga kesehatannya. Sebab bencana banjir bisa menyebabkan timbulnya penyakit ditengah masyarakat.

"Umumnya itu penyakit kulit dan diare. Karena ini kan ada kaitanya dengan air bersih, ini yang harus dijaga, karena kalau kebutuhan air bersih itu tidak bisa terpenuhi itulah yang bisa menyebabkan diare," katanya.

Seperti diketahui, Bencana banjir yang terjadi di Provinsi Riau terus meluas  hingga menyebabkan 4.686 Kepala Keluarga dan 18.744 jiwa warga Riau yang terdampak. Bencana banjir di Riau bahkan sudah menelan empat korban jiwa.

Tidak hanya itu, bencana banjir yang terus meluas juga menyebabkan ribuan unit rumah dan fasilitas umum, seperti jalan, masjid dan sekolah ikut terendam banjir. Total ada 29 sekolah SMA sederajat di Riau yang harus meliburkan siswa nya karena ruang kelasnya terendam air.

BPBD Provinsi Riau sudah melakukan upaya penanganan seperti melakukan evakuasi warga, mendistribusikan bantuan logistik, seperti beras gula sarden selimut kain sarung air mineral. Kemudian mendirikan dapur umum dan posko pengungsian.

"Kita juga sudah membuat permohonan bantuan kepada pusat semoga bisa segera diproses namun saat ini pusat juga sudah membantu untuk kesiapsiagaan kita di daerah, seperti saat ini ada logistik selimut yang masih ada dari pusat sebelumnya," kata Kepala BPBD Riau, Edy Afrizal.

Selain itu, BPBD Riau juga melakukan evakuasi kepada warga yang berada di daerah Kampar dan Rokan hilir namun ada beberapa warga yang memilih bertahan tinggal di kediaman.

"Memang masyarakat kita ini ada yang mau dievakuasi dan ada yang memilih tetap bertahan di rumahnya. Bagi yang bersedia dievakuasi kami lakukan evakuasi dan yang tidak mau, kami tetap memantau mereka dan tetap menyalurkan logistik yang mereka butuhkan dan mengimbau agar tetap waspada," ujarnya.

Pihaknya menghimbau kepada masyarakat khususnya orang tua untuk mengontrol anak-anak yang bermain banjir di aliran air deras yang beresiko terseret arus mengingat banyaknya masyarakat yang menjadikan banjir sebagai wahana untuk bermain.

Edi menjelaskan, dampak banjir bukan saja karena curah hujan yang tinggi, namun ada limpahan air dari provinsi tetangga.

Seperti Sumatra Barat dan Sumatera Utara yang sebagian besar hilir sungainya mengarah ke Riau. Ditambah lagi naiknya debit air sungai Kampar akibat pembukaan pintu waduk PLTA Koto Panjang.

"Limpahan air dari hulu menuju sungai Kampar menyebabkan desa yang dialiri sungai tersebut terendam banjir," katanya.

Kondisi yang sama juga terjadi di kabupaten Rokan hulu, Pelalawan dan Rokan Hilir. Ditambah lagi curah hujan yang tinggi.

( Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgio)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved