Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Pelalawan

Debit Sungai Kampar di Pelalawan Naik 8 Cm Sejak Senin Akibat Kiriman Air PLTA Koto Panjang

Debit air Sungai Kampar di Kabupaten Pelalawan terpantau meningkat kembali pada Kamis (25/1/2024)

Penulis: johanes | Editor: Nurul Qomariah
Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing
Waduk PLTA Koto Panjang. Debit air Sungai Kampar di Kabupaten Pelalawan terpantau naik pada Kamis (25/1/2024). Debit air meningkat disebabkan oleh air kiriman dari hulu Sungai Kampar yang masih dipengaruhi oleh pembukaan pintu air PLTA Koto Panjang 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PELALAWAN - Debit air Sungai Kampar di Kabupaten Pelalawan terpantau meningkat kembali pada Kamis (25/1/2024).

Padahal sepanjang pekan lalu sudah sempat turun dan menyusut.

Berdasarkan pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, tinggi muka air Sungai Kampar mengalami kenaikan empat hari terakhir.

Sejak Senin (22/1/2024) debit air naik dan terus meningkat sampai Kamis (25/1/2025).

Total peningkatan tinggi muka air dalam empat hari terakhir mencapai 8 Centimeter dari titik terendah pada 21 Januari lalu.

Peningkatan tinggi air itu terdeteksi dari alat pengukur debit Sungai Kampar yang ada di jembatan penyeberangan ponton di Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam.

Saat ini permukaan air mencapai 3,8 meter dari titik normal pengoperasian jembatan ponton milik PT RAPP itu.

"Debit air Sungai Kampar saat ini sama dengan tanggal 18 Januari lalu yakni 3,8 meter dari batas normal, karena peningkatan terus terjadi," tutur Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Kamis (25/1/2024).

Zulfan menjelaskan, debit air yang meningkat disebabkan oleh air kiriman dari hulu Sungai Kampar yang masih dipengaruhi oleh pembukaan pintu air PLTA Koto Panjang di Kabupaten Kampar beberapa waktu lalu.

Letak Pelalawan yang berada di bagian hilir Sungai Kampar menyebabkan air kiriman dari PLTA Koto Panjang tiba sekitar tiga hingga 4 hari setelah pintu air dibuka.

Selain itu, lanjut Zulfan, tinggi banjir yang bertahan dipengaruhi juga oleh air pasang dari laut yang masuk ke Pelalawan melalui Sungai Kampar.

Terbukti saat ini daerah perairan di Kecamatan Teluk Meranti dan Kuala Kampar sedang dilanda banjir akibat air pasang.

"Jika debit Sungai Kampar naik, pada umumnya ketinggian banjir yang ada di Pelalawan juga berpengaruh dan meningkat. Tapi tidak terlalu signifikan," tambah Zulfan.

Pihaknya memperkirakan debit air akan kembali turun beberapa hari kedepan. Lantaran pintu air PLTA Koto Panjang akan segera diturunkan kembali oleh pihak pengelola.

Karena inflow bendungan PLTA Koto Panjang sudah mulai normal setelah curah hujan berkurang.

Tentu akan berpengaruh besar ke debit air yang ada di hilir Sungai Kampar.

Zulfan menyampaikan, saat ini status tanggap darurat bencana banjir sampai tanggal 25 Januari ini.

Perpanjangan status tanggap darurat ini difokuskan untuk memantau warga terdampak banjir yang sebelumnya mengungsi hendak kembali ke rumah masing-masing.

Termasuk memastikan kebutuhan dasar para korban banjir tetap terpenuhi.

"Beberapa pengungsi sudah ada yang pulang secara mandiri dan tidak melapor ke kita. Seperti di rumah dinas komplek perkantoran Bhakti Praja dan di Jalan Koridor RAPP Kilometer 8," katanya.

Berdasarkan data terbaru dari tim penanggulangan banjir Pemkab Pelalawan, banjir meluas hingga 33 desa dan kelurahan di tujuh kecamatan.

Sebanyak 7.536 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak dengan total 19.897 jiwa.

Dari jumlah itu, sebanyak 603 KK dengan 1.430 jiwa telah meninggalkan rumah dan mengungsi ke beberapa tempat yang disiapkan di masing-masing desa dan kelurahan.

Adapun daerah yang telah terdampak banjir di Pelalawan yakni Kecamatan Pangkalan Kerinci diantaranya Kelurahan Pangkalan Kerinci Kota, Pangkalan Kerinci Timur, Pangkalan Kerinci Barat, Desa Kuala Terusan, dan Desa Rantau Baru.

Warga yang terdampak 1.402 KK dengan 3.459 jiwa, sebanyak 226 KK dengan 605 jiwa yang telah mengungsi.

Adapun lokasi pengungsian korban banjir di Rumah Dinas (Rumdis) komplek perkantoran Bhakti Praja, rumah plasma pertanian, rumah godang, perumahan, dan sebagian mengungsi mandiri.

Kecamatan Langgam yakni Kelurahan Langgam, Desa Tambak, dan Desa Sotol.

Sebanyak 534 KK dengan 2.136 jiwa yang terdampak, namun kebanyakan mengungsi mandiri dan masih bertahan di dalam rumahnya.

Kemudian Kecamatan Teluk Meranti yaitu Kelurahan Teluk Meranti, Desa Teluk Binjai, Petodaan, Segamai, Labuhan Bilik, Kuala Panduk, Pulau Muda, dan Pangkalan Terap.

Ada 2.300 KK dengan 5.271 jiwa yang terdampak, tetapi kebanyakan warga masih bertahan di rumah dan mengungsi mandiri.

Selanjutnya, Kecamatan Pelalawan diantaranya Kelurahan Pelalawan, Desa Sering, Telayap, Kuala Tolam, Sungai Ara, Batang Nilo Kecil, dan Rangsang.

Sebanyak 2.084 KK dengan 7.575 jiwa yang terdampak banjir.

Pengungsi mencapai 165 KK di rumah keluarga maupun di lokasi perusahaan.

Kecamatan Ukui ada dua desa yaitu Lubuk Kembang Bunga dan Air Hitam.

Ada 163 KK dengan 440 jiwa yang terdampak, tetapi mereka mengungsi mandiri dan sebagian besar masih siaga di rumahnya.

Kecamatan Pangkalan Kuras banjir muncul di Desa Kemang dan Desa Kesuma.

Mencapai 223 KK dengan 877 jiwa yang terdampak dan pengungsi sebanyak 120 KK dengan 540 jiwa.

Korban mengungsi secara mandiri dan sebagai masih bertahan.

Kecamatan Bandar Seikijang yakni Kelurahan Seikijang dan Desa Lubuk Ogung.

Jumlah yang terdampak ada 96 KK dengan 227 jiwa, diantaranya 46 KK dengan 133 jiwa yang mengungsi di lapangan dan di Rumah Toko (Ruko) yang disiapkan.

Kemudian banjir di Kecamatan Kuala Kampar melanda Desa Teluk Beringin dan Desa Teluk Bakau.

Ada 700 KK yang terdampak serta belum ada yang mengungsi dan mereka bertahan di dalam rumah.

Terakhir di Kecamatan Kerumutan yakni Kelurahan Kerumutan dengan jumlah warga yang terdampak mencapai 25 KK.

Dari jumlah itu tidak ada yang mengungsi dan masih bertahan di dalam rumah.

Total Fasum yang terdampak banjir di Pelalawan sebanyak 69 unit dengan rincian sekolah 36 unit, fasilitas olahraga 14 unit, jalan 9 unit, perkantoran 4 unit, dan rumah ibadah 16 unit.

( Tribunpekanbaru.com / Johannes Wowor Tanjung )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved