Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Kampar

Parahnya Abrasi di Desa Gobah Kampar Sampai Hanyutkan Rumah, Warga Tuding Akibat Galian C

Warga Desa Gobah Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, Riau yang tinggal di tepian Sungai Kampar kini dihantui abrasi

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Nurul Qomariah
Istimewa
Kondisi abrasi di Desa Gobah Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, Riau yang merusak rumah warga lalu jatuh ke Sungai Kampar. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Warga Desa Gobah Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, Riau yang tinggal di tepian Sungai Kampar kini dihantui abrasi.

Mereka khawatir bernasib sama dengan warga yang terdampak abrasi.

Kekhawatiran mereka bukan tanpa alasan. Mereka sudah menyaksikan rumah yang tanahnya longsor, jatuh ke sungai dan terbawa arus.

Seorang warga Desa Gobah yang meminta identasnya tidak dimuat, menyebutkan ada empat rumah yang amblas ke sungai.

"Ada yang jatuh ke sungai. Yang bisa diselamatkan, diselamatkanlah," ujar pria ini kepada Tribunpekanbaru.com , Kamis (25/1/2024).

Selain itu, ada rumah yang kini sudah berada di bibir tebing.

Tinggal menunggu pengikisan tanah oleh arus sungai yang deras sampai ke bangunan rumah.

Menurut dia, abrasi besar-besaran di tepian sungai sudah mulai terjadi sejak musim hujan akhir 2023 lalu.

Debit sungai sangat besar karena tingginya curah hujan. Ditambah air limpahan dari Waduk PLTA Koto Panjang.

Warga Gobah bukan hanya dilanda banjir seperti seperti di desa-desa lain.

Tetapi ada warga yang mengalami bencana amat parah karena kehilangan rumah akibat abrasi. Jalan desa di tepi sungai juga terputus.

Menurut dia, warga menduga abrasi akibat dari aktivitas tambang pasir dan kerikil atau Galian C di sekitar lokasi.

Tempat Galian C yang diketahui milik seorang purnawirawan polisi berada tak jauh dari lokasi abrasi.

"Galian C yang terdekat itu paling sekitar 600 meter ke arah hulu sungai (dari lokasi abrasi itu), mungkin pun tak sampai. Suara mesinnya masih kedengaran dari sini (lokasi abrasi)," katanya.

Galian C terdekat itu sudah beroperasi sekitar dua tahun. Berpuluh-puluh truk pasir dan kerikil diangkut dari lokasi penumpukan setiap hari.

Ia mengatakan, pemerintah desa sebenarnya pernah meminta penambangan yang menggunakan mesin penyedot itu dihentikan. Tetapi tidak digubris.

"Nggak ada urusan pemerintah desa disini. Lagian kalau pakai mesin hisap, nggak apa-apa. Gitulah jawabannya. Orang pemerintah desa pun diam ajalah," ujar pria paruh baya ini.

Ia mengatakan, aktivitas tambang di aliran sungai itu sedang berhenti. Pasalnya, arus aliran Sungai Kampar sedang kuat. Biasanya begitu.

Aktivitas dimulai lagi jika arus sungai normal.

Penjabat Kepala Desa Gobah, Jupri mengaku tidak dapat memastikan penyebab abrasi karena Galian C.

Menurut dia, keberadaan Galian C bukan di Desa Gobah.

"Secara pasti saya tidak dapat memastikan apakah karena sebab Galian C itu. Sebab keberadaannya bukan berada di wilayah Desa Gobah tapi di Desa Padang Luas," katanya.

( Tribunpekanbaru.com / Fernando Sihombing )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved