Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pemilu 2024

Pemilu 2024 Selesai, INILAH Ragam Tingkah Agak Laen Caleg Gagal: Peran Partai Bagaimana?

ada kontribusi partai politik yang disebut tidak serius menyokong kadernya bertarung di tengah mahalnya ongkos demokrasi.

|
IST
Caleg Gagal 2024 

"Saya kalau jam 4 sore sampai 9 malam tidak di rumah," kata Suwasik.

"Saya butuh apa ya... refreshing... butuh tempat yang nyaman ketika saya tidak nyaman di rumah... jadi saya sering di luar."

"Kadang ngopi dengan teman-teman... supaya bisa mem-balance-kan pikiran saya lagi."

Suwasik bercerita hal yang paling membebani pikirannya adalah bagaimana memperbaiki keuangan keluarga setelah mengeluarkan uang untuk modal kampanye.

Pria paruh baya ini tak mau terus terang menyebutkan angka pasti. Yang jelas, menurutnya, di bawah ongkos kampanye pertamanya yang mencapai Rp300 juta.

Angka itu menurutnya kurang maksimal untuk mendulang suara lantaran caleg lain, klaimnya, menggelontorkan uang lebih besar untuk "serangan fajar" atau bagi-bagi duit ke warga pada hari pemilihan.

Suwasik mengaku bahwa perasaan bakal kalah sebetulnya sudah muncul kala Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Pemilu 2024 tetap menggunakan sistem proporsional terbuka.

"Karena sistemnya proporsional terbuka, jadi ini perang finansial... bukan perang figur atau kemampuan individu caleg. Kalau modal kita minim ya tidak bisa paksakan diri."

Itu mengapa Suwasik tidak terlalu berharap bisa menang. Dia bahkan tak lagi mengawal perolehan suaranya di tingkat kecamatan.

Kendati sudah dua kali tumbang, ia berkata belum kapok. Masih tersimpan secuil ambisi untuk melenggang ke DPRD Kabupaten Pamekasan dengan menjadikan kekalahan berulang ini sebagai pengalaman.

"Masak saya akan jadi penonton terus," ucapnya.

'Bongkar jalan dan saluran air'

Di Dapil Subang IV, Jawa Barat, Ahmad Rizal sempat dicap caleg stres gara-gara tingkahnya yang viral di media sosial.

Di Instagram, kader Partai Nasional Demokrat (Nasdem) ini nampak mengenakan helm besi dan menyalakan kembang api di siang bolong dalam jumlah besar di menara masjid di kawasan Patokbesi, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Narasi yang berkembang di media sosial dan media online menyebutkan kelakuannya itu meresahkan warga. Bahkan seorang nenek yang memiliki riwayat penyakit jantung disebut meninggal karena kaget mendengar suara petasan

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved