Ketua PDIP Kuansing Riau Merapat, Gerindra Ungkap Kriteria Cawabup Pilihan Suhardiman Amby

TRIBUNPEKANBARU.COM,KUANSING - Digadang-gadang maju sebagai bakal calon Bupati Kuansing di Pilkada 2024, Ketua DPC PDI Perjuangan Halim ternyata mengikuti Fit and Proper Test untuk menjadi wakil bupati mendampingi Suhardiman Amby.

Kabar itu dibenarkan oleh Koordinator Tim Gerindra Kuansing Andi Cahyadi saat dikomfirmasi Tribunpekanbaru.com, Minggu (30/6/2024).

Pria yang akrab disapa Aheng itu menjelaskan Halim menjalin Fit and Proper Test yang digelar oleh DPD Gerindra Riau Jumat (28/6/2024) kemarin.

"Ada 6 bakal Cabup yang mengikuti Test and Proper Test untuk menjadi wakil Pak Suhardiman, satu di antaranya Pak Halim," ujar Aheng.

Ramainya bakal Cawabup yang mendekati Suhardiman Amby lantaran Ketua DPC Gerindra Kuansing itu dinilai berhasil menjalankan roda pemerintahan Kabupaten Kuansing.

Selain itu, tingginya elektabilitas Suhardiman Amby juga menjadi diduga sebagai penarik bagi sejumlah politisi bergabung dengan Gerindra dalam menghadapi kontestasi Pilkada Kuansing 2024.

Baca juga: Satu Kepala Desa di Kuansing Riau Tak Perpanjang Masa Jabatan Jadi 8 Tahun, Ini Alasannya

Baca juga: Adam dan Suhardiman Amby Rebutan Dukungan PKS di Pilkada Kuansing 2024

Namun Gerindra memiliki mekanisme tersendiri dalam menentukan bakal Cawabup untuk mendampingi Suhardiman Amby.

Dalam penjaringan itu, DPD Gerindra Riau hanya akan mengajukan tiga nama yang dinilai layak ke DPP Gerindra pada Juli nanti.

"Dari enam yang mengikuti Test and Proper Test, hanya tiga nama terbaik yang akan diusulkan ke DPP. Bulan Juli akan diumumkan, sekaligus deklarasi," ujar Aheng.

Aheng membeberkan inti dari pertanyaan Fit And Proper Test kemarin adalah tentang loyalitas. Sebab, Partai Gerindra menginginkan sosok Calon Wakil Bupati yang memiliki loyalitas kepada bupati dan tidak mementingkan kepentingan kelompoknya sendiri, sehingga pasangan akan tetap solid jika dipercaya masyarakat, untuk memimpin Kabupaten Kuansing.

"Loyalitas sangat diperlukan, karena pemimpin yang solid sangat dibutuhkan untuk membangun negeri. Bagaimana mau membangun, jika pasangan pemimpin negeri gontok-gontokan," kata Aheng.

( Tribunpekanbaru.com / Guruh Budi Wibowo)