Pembunuhan Bos Aksesoris di Bekasi

Tak Peduli Itu Ipar atau Keponakan, Keluarga Bos Aksesoris di Bekasi Minta Pelaku Dihukum Mati

Ade tahu betul perekonomian Asep karena mereka menjalani usaha aksesori bersama dua saudaranya yang lain.

Istimewa
Asep Saepudin (43) bos aksesori di Bekasi, tewas dibunuh oleh istri, anak perempuan, serta pacar anak perempuannya. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pembunuhan tragis terjadi di Seru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Seorang pria bernama Asep Saepudin meregang nyawa.

Asep dibunuh secara tragis oleh tiga orang terdekatnya.

Yakni Istrinya Juhariah (45), putrinya Silvia Nur Alfiani (22) dan satu pelaku lainnya adalah pacar Silvia, Hagistko Pramada (22)

Pihak keluarga menduga para pelaku telah merencanakan pembunuhan selama dua pekan sebelum Asep tewas. 

“Saya tidak melihat itu keponakan ataupun ipar. Bagi kami, kami berharap besar, mereka harus bertanggung jawab apa yang mereka sudah lakukan, apalagi itu menghilangkan nyawa,” kata adik Asep, Ade Mulyana (43) saat ditemui di Kampung Serang, Desa Taman Rahayu, Setu, Kabupaten Bekasi, Rabu (24/7/2024).

“Dalam tuntutan kami, ya dihukum seberat-beratnya, dan harus hukuman mati. Jadi, tidak ada tebang pilih. Mau ke ponakan atau apa,” lanjut Ade dengan menggebu-gebu.

Ade menduga motif Juhariah menghabisi nyawa Asep bukan hanya permasalahan ekonomi dan perselingkuhan.

Pasalnya, Asep dan Juhariah hidup secara berkecukupan.

Ade tahu betul perekonomian Asep karena mereka menjalani usaha aksesori bersama dua saudaranya yang lain.

“Si Silvia itu indekos di Bandung, kuliah. Buat uang jajan satu hari saja bisa Rp 100.000. Bagaimana bisa motif ekonomi? Itu buat dia lho, belum buat dua anaknya yang lain dan Juju (Juhariah),” ujar Ade.

Ade juga menolak motif Silvi dan Pram bersekongkol dengan Juhariah untuk membunuh Asep karena tidak mendapatkan restu setelah menjalani hubungan selama empat tahun terakhir.

Baca juga: SOSOK Pria yang Membacok Driver Ojol Berkali-Kali hingga Tewas di Kendari

Baca juga: Ronald Tannur Bebas, Padahal Sempat Siksa Pacarnya Dini hingga Kemudian Tewas

“Kami, empat bersaudara, keluarga rasa teman. Kalau masalah menikah (direstui) atau tidak, kakak saya itu akan cerita, kalau memang ada pembicaraan menikah, akan cerita ke keluarga besar,” tutur Ade.

“Dia (Pram) main ke sini (rumah) dipersilakan. Bahkan, hari Sabtu (22 Juni), kan kejadian hari Kamis (27 Juni), Pram ke sini, ajak istrinya (Juhariah) dan anaknya (Silvia) main ke mal. Sama almarhum, itu dipersilakan,” ungkap Ade lagi.

Oleh karena itu, Ade menduga bahwa motif pembunuhan bercanda oleh tiga tersangka ini adalah untuk menguasai harta Asep.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved