Pembunuhan Bos Aksesoris di Bekasi

Tak Peduli Itu Ipar atau Keponakan, Keluarga Bos Aksesoris di Bekasi Minta Pelaku Dihukum Mati

Ade tahu betul perekonomian Asep karena mereka menjalani usaha aksesori bersama dua saudaranya yang lain.

Istimewa
Asep Saepudin (43) bos aksesori di Bekasi, tewas dibunuh oleh istri, anak perempuan, serta pacar anak perempuannya. 

“Menurut hemat saya, ini pasti penguasaan harta. Kalau cuma melalui pinjaman online (pinjol), itu belum satu tahun juga habis untuk bertiga. Tapi dia (Juhariah) tahu asetnya, usahanya, warisannya, kendaraannya,” pungkas Ade.

Skenario selingkuh

Kejinya, Juhariah dan Silvia membuat skenario korban selingkuh hingga terjadi keributan.

Skenario jahat itu dibuat saat pihak keluarga korban merasa ada yang janggal dengan kematian Asep.

Adik korban, Ahmad Wahyudi mengatakan, Kamis (27/6/2024), ia mendapat kabar kakaknya tewas di rumah dengan tubuh mengalami luka.

"Kebetulan saya lagi di klinik, dapar kabar (korban) meninggal, saya langsung pulang."

"Dan melihat almarhum sudah kaku, sudah ada memar di mata sebelah kanan dan bibirnya kayak robek," kata Wahyudi, Selasa (23/7/2024), dilansir TribunJakarta.com.

Saat itu, di rumah yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP), ada istri dan anak korban.

Keluarga besar pun berkumpul. Mereka menanyakan kronologis kematian Asep ke istri dan anak tertuanya.

Baca juga: INILAH Alasan Hakim Memutus Bebas Ronald Tannur, Anak Anggota DPR RI yang Diduga Bunuh Pacarnya

Baca juga: Pegi Setiawan Tolak Undangan Dedi Mulyadi, Dicap Bak Kacang Lupa Kulit, Ini Kata Pengacara

Saat itu, pelaku mengatakan, terjadi keributan antara korban dengan sang istri gara-gara perselingkuhan.

Silvia merekayasa cerita dengan mengatakan, sang ayah ketahuan selingkuh dan mentransfer sejumlah uang ke wanita lain.

Hal itu, kata Silvia, membuat ayah dan ibunya bertengkar.

"Katanya berantem kena lemari, saya langsung interogasi Silvia, dia juga bilang katanya bapak selingkuh transfer uang ke cewek, terus mama jadi berantem," ungkap Wahyudi.

Meski curiga dengan kematian korban, namun pihak keluarga saat itu tak membawa kasus tersebut ke polisi.

"Waktu itu sebenarnya udah mau dilaporin, tapi bapak saya (ayah korban) tidak mau (jenazah diautopsi)," ungkap Wahyudi.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved